Minggu, 26 Januari 2014

Siapa Itu Sister Of The Light ?

JAWABAN : Sister of the light atau The Iluminati adalah sekelompok elit dari organisasi yang bernama The Brotherhood. Organisasi ini sangatlah rahasia dan hanya sedikit orang saja yang mengetahui organisasi the brotherhood ini.

Anggota Sister Of The Light

Anggota sister of the light terdiri dari sekelompok wanita yang sangat kuat, mungkin dibawah 20 orang. mereka memakai pakaian seperti biarawan-biarawan yang ada dalam gereja. Mereka tak boleh disentuh pria, agar mereka masih terlihat suci ketika ada iblis yang menginginkan mereka untuk dinikahi. Akan kuberitahu padamu, iblis hanya ingin kekuatan mereka dan pelayanan mereka. Dia hanya memanfaatkan seorang itu, dan jika seorang itu menjadi lemah, iblis akan mengambil kekuatan dia dan seorang itu akan mati.

Tujuan Sister Of The Light dan The Brotherhood

 Tujuan mereka adalah menipu manusia agar mereka menjadi pengikut setan. Mereka juga memakai trik untuk menghancurkan gereja-gereja yang ada di dunia ini. trik-trik itu dapat kalian lihat pada buku dengan penciptanya bernama Rebecca Brown. Dia Menulis tentang rahasia setan dan cara menghindarinya.

sekian dari saya, ini adalah postingan terakhir bulan ini. Sampai jumpa Bulan depan!!!

Jumat, 24 Januari 2014

Seperti apa itu Sorga ?

JAWABAN : Sorga adalah tempat yang nyata yang digambarkan dalam Alkitab. Kata “sorga” ditemukan 276 kali di dalam Perjanjian Baru sendiri. Alkitab menunjuk kepada tiga sorga. Rasul Paulus “diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga,” tetapi dia dilarang untuk menyingkapkan apa yang dia alami di sana (2 Korintus 12:1-9).

Kalau ada sorga ketiga, maka pasti ada dua sorga yang lain. Yang pertama adalah yang paling sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai “langit” atau “cakrawala.” Ini adalah sorga yang terdiri dari awan-awan, tempat di mana burung-burung terbang. Sorga yang kedua adalah angkasa luar, yang adalah tempat bintang-bintang, planet-planet, dan benda-benda angkasa lainnya (Kejadian 1:14-18).

Sorga ketiga, tempat yang tidak disingkapkan, adalah tempat kediaman Allah. Yesus berjanji untuk menyediakan tempat bagi orang Kristen yang sejati di sorga (Yohanes 14:2). Sorga juga adalah tujuan orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama yang mati dan percaya akan janji Allah tentang Penebus (Efesus 4:8). Siapa saja yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).

Rasul Yohanes mendapat kehormatan untuk melihat dan melaporkan mengenai kota sorgawi (Wahyu 21:10-27). Yohanes menyaksikan bahwa sorga (bumi yang baru) penuh dengan “kemuliaan Allah” (Wahyu 21:11), kehadiran Allah. Karena sorga tidak ada malam dan Tuhan sendiri adalah terang, matahari dan bulan tidak lagi diperlukan (Wahyu 22:5).

Kota itu dipenuhi dengan kilauan batu yang berharga dan permata kristal yaspis. Sorga memiliki dua belas pintu gerbang (Wahyu 21:12) dan dua belas batu dasar (Wahyu 21:14). Firdaus Taman Eden akan dipulihkan: sungai air kehidupan mengalir keluar dengan bebas dan pohon kehidupan kembali tersedia, menghasilkan buah tiap bulan sekali dengan daun-daun yang “menyembuhkan bangsa-bangsa” (Wahyu 22:1-2). Bagaimanapun indahnya Yohanes dalam penggambarannya tentang sorga, realita sorga adalah melampaui kemampuan manusia yang terbatas untuk melukiskannya (1 Korintus 2:9).

Sorga adalah tempat “tidak lagi.” Tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi kesakitan, dan tidak ada lagi penderitaan (Wahyu 21:4). Tidak akan ada lagi pemisahan, karena kematian akan ditaklukkan (Wahyu 20:6). Hal yang terbaik mengenai sorga adalah kehadiran Tuhan dan Juruselamat kita (1Yohanes 3:2). Kita akan berhadapan muka dengan muka dengan Domba Allah yang mengasihi kita dan telah mengorbankan Diri-Nya sendiri supaya kita dapat menikmati kehadiran-Nya dalam sorga untuk selama-lamanya.

Bagaimana cara mengartikan kitab Wahyu ?

JAWABAN : Kunci untuk penafsiran Alkitab secara konsisten, termasuk menafsirkan kitab Wahyu, adalah dengan memiliki hermeneutik yang konsisten. Hermeneutik adalah kajian prinsip-prinsip penafsiran. Dengan kata lain, hermeneutik adalah cara Anda menafsirkan Kitab Suci. Hermeneutik yang normal atau penafsiran Alkitab yang normal berarti bahwa kecuali kalau ayat atau bagian Alkitab itu dengan JELAS mengindikasikan bahwa dia menggunakan bahasa kiasan, kita harus memahami bagian itu dalam pengertian normal. Jangan merohanikan Alkitab dengan memberikan makna lain kepada kata-kata atau frasa-frasa ketika jelas bahwa sang penulis, di bawah tuntunan Roh Kudus, memaksudkan itu untuk dipahami sebagaimana kata-kata itu ditulis.

Satu contoh adalah Wahyu 20. Banyak dari kita yang memberikan berbagai arti kepada rujukan periode seribu tahun. Namun bahasanya tidak mengimplikasikan dengan cara apapun bahwa rujukan pada seribu tahun harus dipahami dengan cara yang lain daripada periode seribu tahun secara harafiah.

Garis besar sederhana dari kitab Wahyu terdapat dalam Wahyu 1:19. Dalam pasal pertama, Kristus yang bangkit dan dimuliakan berbicara kepada Yohanes. Kristus memerintahkan Yohanes untuk, “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.” Hal-hal yang Yohanes sudah lihat dicatat dalam pasal 1. “Hal-hal yang terjadi sekarang” (yang terjadi pada masa Yohanes) dicatat dalam pasal 2-3 (surat-surat kepada gereja-gereja). “Hal-hal yang akan terjadi” (masa depan) dicatat dalam pasal 4-22.

Secara umum, pasal 4-18 dari kitab Wahyu adalah mengenai hukuman Allah pada orang-orang dalam dunia. Penghakiman ini BUKAN untuk gereja (1 Tesalonika 5:2, 9). Gereja sudah dikeluarkan dari dunia ini dalam kejadian yang disebut pengangkatan orang-orang percaya. Pengangkatan orang-orang percaya digambarkan dalam 1 Tesalonika 4:13-18 dan 1 Korintus 15:51-52. Ini adalah masa kesusahan Yakub – kesusahan bagi Israel (Yeremia 30:7; Daniel 9:12; 12:1). Ini juga adalah masa ketika Allah menghakimi dunia karena pemberontakan mereka melawan Dia.

Pasal 19 menggambarkan kembalinya Kristus dengan Gereja, pengantin perempuan Kristus. Dia mengalahkan sang Binatang dan Nabi Palsu dan melemparkan mereka ke dalam lautan api. Dalam pasal 20 Iblis diikat dan dibuang ke dalam jurang yang tak terkira dalamnya. Kemudian Kristus mendirikan kerajaanNya di atas bumi untuk 1,000 tahun. Pada akhir dari 1,000 tahun itu Iblis dilepaskan dan dia akan memimpin pemberontakan melawan Allah. Dengan cepat dia akan dikalahkan dan juga dibuang ke dalam lautan api. Kemudian penghakiman terakhir, penghakiman orang-orang yang tidak percaya, di mana mereka juga akan dibuang ke dalam lautan api.

Pasal 21-22 menggambarkan apa yang disebut sebagai keadaan kekal. Ini adalah di mana Allah memberitahu kita seperti apa kekekalan dengan Dia. Kitab Wahyu dapat dimengerti! Allah tidak akan memberikannya kepada kita kalau artinya itu merupakan suatu misteri. Kunci untuk memahami kitab Wahyu adalah dengan berusaha menafsirkannya seharafiah mungkin. Kitab Wahyu mengatakan apa yang dimaksudkannya.

siapa anti-kristus ?

JAWABAN : Ada banyak spekulasi mengenai identitas dari anti Kristus. Beberapa sasaran yang populer adalah Vladimir Putin, Mahmoud Ahmadinejad dan Paus Benediktus XVI. Di Amerika Serikat, mantan presiden Bill Clinton, presiden sekarang George Bush dan calon presiden Barack Obama adalah yang paling sering disebut. Jadi siapakah anti Kristus dan bagaimana kita dapat mengenalinya?

Alkitab sebetulnya tidak memberikan sesuatu yang spesifik mengenai dari mana anti Kristus akan datang. Banyak sarjana Alkitab yang berspekulasi bahwa dia akan datang dari konfederasi sepuluh negara dan/atau dari kekaisaran Romawi yang lahir kembali (Daniel 7:24-25; Wahyu 17:7). Yang lain melihat dia sebagai orang Yahudi karena dia mengaku sebagai Mesias. Semua ini hanyalah spekulasi semata-mata karena Alkitab tidak secara khusus mengatakan dari mana anti Kristus akan datang atau apa rasnya. Suatu hari anti Kristus akan diungkapkan. 2 Tesalonika 2:3-4 memberitahukan bagaimana kita dapat mengenali anti Kristus: “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.”

Kemungkinan besar kebanyakan orang yang masih hidup ketika anti Kristus terungkap akan sangat kaget dengan identitasnya. Anti Kristus mungkin saja hidup pada saat sekarang ini. Martin Luther yakin bahwa Paus pada zamannya adalah anti Kristus. Sejauh ini semuanya salah. Kita seharusnya berhenti berspekulasi dan memusatkan perhatian pada apa yang sebetulnya dikatakan oleh Alkitab mengenai anti Kristus. Wahyu 13:5-8 mengatakan, “Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.”

Dalam masyarakat saya, jika saya berbalik kepada keKristenan, keluarga saya akan membuang saya dan saya akan dianiaya. Apa yang dapat saya lakukan?

JAWAWAN : Adalah sulit bagi orang-orang percaya yang tinggal di negara-negara di mana kebebasan beragama adalah landasan dari peradaban untuk dapat betul-betul memahami resiko mengikuti Kristus di belahan dunia lainnya. Namun Alkitab adalah Firman Tuhan dan dengan demikian menyediakan pengertian yang menyeluruh terhadap cobaan-cobaan hidup di manapun dan kapanpun. Yesus sangat jelas bahwa mengikuti Dia adalah suatu pekerjaan yang beresiko. Bahkan kita harus mengorbankan segala yang kita mililki. Pertama-tama, kita membayar dengan diri kita sendiri. Kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Yesus mengatakan, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Markus 8:34). Salib adalah alat kematian dan Yesus menjelaskan bahwa mengikuti Dia berarti mati terhadap diri sendiri. Semua keinginan dan ambisi duniawi kita harus disalibkan sehingga kita dapat memperoleh hidup yang baru di dalam Dia, karena tidak seorangpun dapat melayani dua tuan (Lukas 16:13). Namun hidup yang baru itu jauh lebih berharga dan bernilai dibandingkan segala yang dapat kita peroleh dalam dunia ini.

Kedua, mengikuti Yesus mungkin menyebabkan kita mengorbankan keluarga dan teman-teman kita. Dalam Matius 10:32-39, Yesus menjelaskan bahwa kedatanganNya membawa pemisahan antara para pengikutNya dan keluarga mereka, tetapi barangsiapa tidak membenci (artinya tidak mengasihi Dia lebih dari) keluarganya tidak layak untuk menjadi pengikutNya. Jikalau kita menyangkal Kristus demi untuk menjaga kedamaian dengan keluarga kita di dunia ini, Dia akan menyangkal kita di surga, dan jika Yesus menyangkal kita, kita akan tidak akan bisa masuk ke surga. Namun jika kita mengakui Dia di depan manusia, tanpa menghiraukan harga yang mungkin harus kita bayar, Dia akan berkata kepada BapaNya – ”dia adalah milikKu, sambutlah dia dalam kerajaanMu.” Hidup kekal adalah ”mutiara yang indah” yang disebut dalam Matius 13:45-46 yang layak untuk kita peroleh dengan menjual segala milik kita. Adalah tidak layak untuk mempertahankan apa yang ada dalam hidup yang pendek ini dan kehilangan kekekalan. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” (Markus 8:36). Sebagaimana dikatakan oleh Jim Elliott, misionari yang dibunuh karena membawa Injil Kristus kepada orang-orang Indian Huaorani di Ekuador, ”Seorang bijak menyerahkan apa yang dia tidak dapat pertahankan untuk memperoleh apa yang dia harus pertahankan.”

Yesus juga menjelaskan bahwa penganiayaan karena Dia adalah tak terhindarkan. Dia mendorong kita untuk menerima itu sebagai bagian kehidupan kita dan tetap tabah dalam penganiayaan. Dia bahkan menyebut mereka yang dianiaya sebagai ”berbahagia” dan mengatakan bahwa kita patut ”bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga” (Matius 5:10-12). Dia mengingatkan bahwa demikianlah selalu umatNya dianiaya. Para nabi Perjanjian Lama dianiaya, dihina, disiksa, dibunuh bahkan dalam satu peristiwa digergaji! (Ibrani 11:37). Semua Rasul (kecuali Yohanes yang dibuang ke Pulau Patmos) dieksekusi karena memberitakan Kristus. Tradisi mengatakan bahwa Petrus menuntut untuk disalibkan dengan kepala di bawah karena dia merasa tidak layak untuk mati dengan cara sama seperti Tuhannya. Namun demikian, dalam suratnya yang pertama, Petrus menulis, “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu” (1 Petrus 4:14). Rasul Paulus dipenjarakan, dicambuk dan dilempari batu berkali-kali karena memberitakan Kristus, namun dia merasa bahwa penderitaannya sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang menanti Dia (Roma 8:18).

Walaupun harga menjadi murid kelihatannya tinggi, ada upah duniawi dan upah surgawi yang menanti. Yesus berjanji akan selalu beserta dengan kita, bahkan sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20); Dia tidak akan pernah meninggalkan atau membuang kita (Ibrani 13:5); Dia merasakan penderitaan dan kesakitan kita karena Dia sendiri sudah menderita untuk kita (1 Petrus 2:21); kasihNya bagi kita tak ada akhirnya, dan Dia tidak pernah menguji kita melampaui kemampuan kita menanggungnya dan akan selalu menyediakan jalan keluar bagi kita (1 Korintus 10:13). Saat kita menjadi orang pertama dalam keluarga atau masyarakat kita yang menerima Yesus, kita menjadi anggota-anggota keluarga Allah dan kita adalah duta-duta besarNya kepada orang-orang yang kita kasihi dan kepada dunia. Dengan demikian, kita adalah alat yang dipakaiNya untuk menarik orang kepada diriNya dan kita mendapat sukacita yang melampaui segala yang dapat kita bayangkan.

Apakah werewolf, zombie, vampire, dan lainnya adalah kenyataaan ?

JAWABAN : Tentu saja ya.

 Bukan Fantasi Tetapi Asli
 
Tidak seperti pada film umumnya, yaitu pada film-film holywood, yang dimana werewolf menggigit kita maka akan berubah menjadi werewolf. Hal ini sangatlah salah, karna ketika werewolf menggigit kita, atau mungkin makhluk lainnya, mereka tidak mungkin hanya menggigit kita dan setelah itu lari, tapi dia akan langsung merobek dan menguyah tubuh kita sampai mati.

Roh Jahat Yang Ada Didalamnya

Sesungguhnya, werewolf, zombie, vampire, dan lainnya adalah manusia selayaknya kita. Namun, iblis menginginkan pelayan untuk memanfaatkan mereka dalam menghancurkan dunia. Jadi, iblis mengutus roh jahat-nya, dan masuk ke dalam orang-orang. Ketika roh jahat ini masuk kedalam seseorang, dia merasakan ingin mendapat kekuatan  yang besar. Jadi, dia akan menyepakati perjanjian dengan iblis demi kekuatan di bumi ini. Lalu, iblis akan memanterai dia dan dia akan berubah menjadi sesosok makhluk yang mengerikan, buas, dan tak terkendali (hanya bisa dikendalikan oleh iblis). Makhluk ini tak dapat berbicara dengan manusia maupun menyetuhnya.jika ada seseorang yang menyetuh makhluk ini, makhluk ini akan menyiksa orang tersebut dengan merobek robek bagian luar orang tersebut, tapi kadang mereka merobek robek isi dalam orang tersebut.

 Makhluk Aneh Menjadi Penjaga Dan Penyiksa

Ketika pada saat sabat gelap, atau upacara-upacara lainnya, iblis akan memerintah makhluk itu menjadi penjaga. hal ini dikarnakan konsekuensi yang mungkin muncul pada saat upacara tersebut. jika ada yang keluar dalam upacara itu, makhluk itu akan menyiksa dia. Dan jika ada yang mengganggu jalan upacara itu, makhluk itu akan langsung membunuh orang itu.

Apakah Yesus Anak Allah? Bagaimana mungkin Allah yang Esa dapat memiliki Anak?

JAWABAN : Sebagai Allah, Yesus disebut Anak Allah. Yesus dan BapaNya adalah satu dalam keillahian namun merupakan Pribadi yang berbeda dalam Trinitas.

Satu Allah, Satu Tuhan

Sebagai kaum monotheistik orang-orang Muslim, Kristen and Yahudi semuanya sepaham bahwa hanya ada satu Allah yang sejati. Yesus sendiri memegang monotheisme. Ketika ditanya apa yang merupakan perintah terbesar, Yesus menjawab, “ … Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:29-30). Rasul Paulus, pemimpin dari gereja mula-mula, juga mengajarkan monotheisme: “Tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa … yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” (1 Korintus 8:4-6)

Sebagai pengikut-pengikut Yesus, orang-orang Kristen mula-mula lebih cenderung menggunakan istilah “Allah” untuk Dia yang disebut oleh Yesus sebagai “BapaKu dan Bapamu (Yohanes 20:17) dan gelar “Tuhan” untuk Yesus. Gelar ini mengindikasikan bahwa Yesus adalah Tuan dan Allah.

Anak Allah

Orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Jangan kuatir, Alkitab (yang dipuji oleh Qur’an dalam Sura 4:136) tidak mengajarkan adanya hubungan orangtua-anak antara Allah dan Maria. Pemahaman itu sama menghinanya bagi orang Kristen dan Islam. Sebaliknya konsep Kristus sebagai Anak Allah menunjukkan relasi antara keduanya dan sifat keallahan yang dimiliki keduanya. Pada saat kelahiran Isa, malaikat memberitahukan kepada anak dara Maria, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:26-35)

Sebelumnya Allah telah berbicara kepada manusia melalui nabi-nabiNya, namun kemudian Dia mengirimkan Seseorang dari DiriNya sendiri. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,” (Ibrani 1:1-3)

Yesus ini, yang datang untuk “membersihkan dosa” memiliki essensi yang persis sama dengan Allah, namun merupakan pribadi yang berbeda sebagai Anak Allah. Dia adalah alat yang melaluiNya Allah menciptakan alam semesta (Yohanes 1). Memiliki natur keAllahan yang sama, Yesus adalah satu dengan BapaNya dalam keallahan.

Doktrin mengenai Yesus sebagai anak Allah tidaklah mudah untuk dimengerti, namun jelas-jelas diajarkan oleh Firman Allah. Siapakah kita yang membatasi Allah kepada pengertian kita sendiri? Allah telah mengungkapkan diriNya sebagai Allah yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi, Bapa, Anak dan Roh.

Kesaksian orang-orang bahwa Yesus itu Allah.

Apakah Yesus benar-benar Anak Allah? Ketika orang-orang menyaksikan mujizat-mujizat, pengajaran, kematian dan kebangkitanNya, mereka percaya dan bersaksi bahwa Dia adalah Allah, “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.” (1 Yohanes 4:14-15)

Pengikut-pengikut Yesus memberi kesaksian setelah dia menenangkan badai, “Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."” (Matius 14:32-33). Petrus, murid Yesus bersaksi, “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 16:13-17)

Seorang wanita bersaksi, “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."” (Yohanes 11:25-27).

Perwira militer dan para tentara yang mengawal Yesus saat Dia mati di kayu salib bersaksi, “ Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."” (Matius 27:54). Setelah Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, Thomas menyaksikan, “ Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yohanes 20:24-31).

Kesaksian Yesus sendiri

Ketika beberapa orang Yahudi merencanakan untuk membunuh Yesus, Dia menyaksikan “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (Yohanes 5:18-24)

Saat diadili, Dia bersaksi: “Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."” (Markus 14:61-62)

Kesaksian dari Allah Bapa.

Pada saat Yesus dibaptis, Allah bersaksi, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17, lihat pula Lukas 9:35). Kesaksian Allah adalah kebenaran: “Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” (1 Yohanes 5:9-13)

Agama vs relasi
Sekalipun umat manusia terdiri dari berbagai ras dan bangsa, berbagai bahasa dan agama, kita semua memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan kita yang terbesar adalah: mengenal sang Pencipta kita secara pribadi. Jikaau pengetahuan akan Dia bergantung pada penyelidikan dan eksperimen manusia, maka sangat penting bagi kita untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan, “Kalau Allah itu esa, bagaimana Yesus bisa menjadi AnakNya?” Namun karena pengenalan akan Allah adalah bergantung pada penyataan diriNya, maka percaya pada penyataanNya sebagaimana yang ditemukan dalam FirmanNya, Alkitab, adalah lebih penting daripada menjawab pertanyaan kita yang paling sulit sekalipun. Dalam Alkitab, percaya bahwa penyataan diri Allah adalah benar dan menaati kebenaran itu disebut sebagai iman.

Kita akan mati dengan banyak pertanyaan yang sulit yang tidak terjawab. Namun kita tidak boleh mati tanpa menanggapi secara pribadi janji keselamatan Allah melalui AnakNya. Sebelum Yesus datang ke dalam dunia ini dalam wujud manusia, Dia ada bersama-sama dengan Allah Bapa. Allah mengutus AnakNya untuk lahir dari seorang anak dara. Sebagai Allah dalam daging, Yesus hidup secara sempurna.

Dia tidak pantas menanggung hukuman dosa: terpisah dari Allah melalui kematian. Namun dengan mati di salib dan bangkit dari antara orang mati, Dia membayar hukuman dosa dan menghancurkan dominasi dosa bagi mereka yang percaya kepadaNya.

Allah memanggil orang-orang berdosa untuk berbalik dari jalan mereka sendiri dengan penyesalan dan iman kepada Yesus Kristus yang hidup. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:16-18)

Percayalah pada Anak Allah hari ini, percayalah pada Yesus untuk menyelamatkan Anda dari hukuman dan kuasa dosa dan memberi Anda hidup kekal di surga.

Mengapakah Allah mengijinkan Iblis dan setan-setan berdosa?

JAWABAN : Bagi malaikat dan manusia, Allah memutuskan untuk memberi pilihan. Walaupun Alkitab tidak memberi banyak detil mengenai pemberontakan dari Iblis dan para malaikat yang jatuh, nampaknya Iblis, yang mungkin adalah malaikat yang paling agung (Yehezkiel 28:12-18), dalam kesombongan, memutuskan untuk memberontak melawan Allah agar supaya dia sendiri dapat menjadi Allah. Iblis (Lucifer) tidak mau menyembah atau taat kepada Allah, dia ingin menjadi Allah (Yesaya 14:12-14). Wahyu 12:4 dimengerti sebagai gambaran kiasan mengenai sepertiga malaikat memilih untuk mengikuti Iblis dalam pemberontakannya dan menjadi malaikat-malaikat yang jatuh/setan-setan.

Berbeda dengan umat manusia, pilihan dari para malaikat, untuk mengikuti Iblis atau tetap setia kepada Allah, adalah pilihan yang bersifat kekal. Alkitab tidak menyatakan adanya kesempatan untuk para malaikat yang jatuh untuk bertobat dan mendapat pengampunan. Alkitab juga tidak mengindikasikan bahwa adalah mungkin untuk lebih banyak lagi malaikat yang jatuh ke dalam dosa. Para malaikat yang tetap setia kepada Allah digambarkan sebagai “malaikat-malaikat pilihan.” Iblis dan para malaikat yang jatuh sudah mengenal Allah dalam kemuliaanNya. Bagi mereka, tetap memberontak sekalipun sudah mengenal Allah, adalah kejahatan yang paling keji. Akibatnya, Allah tidak memberi Iblis dan malaikat-malaikat lainnya yang sudah jatuh kesempatan untuk bertobat. Selanjutnya, Alkitab tidak memberi kita alasan untuk percaya bahwa mereka akan bertobat kalaupun Allah memberi kesempatan kepada mereka (1 Petrus 5:8). Allah memberi Iblis dan para malaikat pilihan yang sama yang Dia berikan kepada Adam dan Hawa – untuk taat atau tidak. Para malaikat memiliki kehendak bebas untuk memilih – Allah tidak memaksa atau mendorong malaikat manapun untuk berdosa. Iblis dan para malaikat yang jatuh berdosa karena kehendak mereka sendiri – dan karena itu pantas untuk mendapatkan murka Allah yang kekal (api kekal).

Mengapa Allah memberi para malaikat pilihan ini ketika Dia mengetahui apa akibatnya? Allah tahu bahwa sepertiga dari malaikat akan memberontak, dan karena itu akan dikutuk dan dibuang ke dalam api kekal. Allah juga tahu bahwa Iblis akan melanjutkan pemberontakannya dengan mencobai umat manusia untuk berdosa. Jadi mengapa Allah mengijinkan semua ini? Alkitab tidak secara ekplisit memberikan jawaban untuk pertanyaan ini. Hal yang sama dapat ditanyakan untuk semua perbuatan jahat lainnya – mengapa Allah mengijinkan itu? Pada akhirnya, itu kembali kepada pilihan. Allah menciptakan makhluk-makhluk yang bebas, malaikat dan umat manusia. Kalau Allah menginginkan ciptaan yang sekedar melakukan apa yang sudah diprogram sebelumnya, binatang sudah cukup. Tidak, Allah menghendaki makhluk ciptaan yang dengannya Dia dapat memiliki hubungan yang sejati, dan karena itu Dia memberi kita kemampuan untuk memilih dan memberi kita pilihan.

Apakah setan adalah malaikat ?

JAWABAN : Kapan persisnya Allah menciptakan para malaikat masih terbuka untuk diperdebatkan, namun apa yang diketahui secara pasti adalah bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan baik karena Allah, di dalam kesucianNya, tidak dapat menciptakan sesuatu yang berdosa. Jadi ketika Iblis yang dulunya adalah malaikat Lucifer memberontak melawan Allah dan jatuh dari surga (Yesaya 14; Yehezkiel 28) sepertiga dari malaikat bergabung dengan pemberontakan ini (Wahyu 12:3-4,9). Tidaklah diragukan bahwa para malaikat yang jatuh inilah yang disebut sebagai setan-setan.

Kita tahu bahwa neraka dipersiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, demikian menurut Matius 25:41 “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” Yesus, dengan menggunakan kata ganti kepunyaan “nya” menjelaskan bahwa para malaikat ini adalah milik Iblis. Wahyu 12:7-9 menjelaskan peperangan malaikat antara Mikhael dan “malaikat-malaikatnya” dan Iblis dan “malaikat-malaikatnya.” Dari ayat ini dan ayat-ayat serupa lainnya adalah jelas bahwa setan-setan dan para malaikat yang jatuh adalah sama.

Beberapa orang menolak konsep bahwa setan-setan adalah para malaikat yang jatuh karena Yudas 6 menjelaskan bahwa para malaikat yang sudah berdosa “dibelenggu dengan rantai yang abadi.” Namun demikian, adalah jelas bahwa tidak semua malaikat yang berdosa ini “dirantai,” karena Iblis sendiri masih bebas (1 Petrus 5:8). Mengapa Allah memenjarakan seluruh malaikat yang jatuh namun membiarkan sang pemimpin pemberontak untuk bebas? Kelihatannya Yudas 6 merujuk pada Allah mengurung para malaikat yang jatuh yang memberontak lebih lanjut, sangat mungkin ini adalah insiden para “anak Allah” dalam Kejadian 6.

Penjelasan alternatif yang paling umum mengenai asal mula para setan adalah bahwa ketika Nefilim dari Kejadian 6 dihancurkan dalam air bah, roh-roh mereka menjadi setan-setan. Sekalipun Alkitab tidak secara khusus mengatakan apa yang terjadi pada jiwa dari para Nefilim ketika mereka terbunuh, adalah tidak mungkin Allah menghancurkan Nefilim dalam air bah untuk kemudian mengijinkan roh mereka melakukan kejahatan yang lebih dahsyat sebagai setan-setan. Penjelasan yang paling konsisten dengan Alkitab soal asal usul setan-setan adalah mereka adalah para malaikat yang jatuh, para malaikat yang bersama dengan Iblis memberontak melawan Allah.

Jumat, 17 Januari 2014

Pengakuan Tarmizi

Nama saya adalah Tarmizi dan saya adalah seorang melayu (Malaysia). Saya sekarang ini bekerja di perusahaan swasta.
Saya mengenal kekristenan tidak melalui siapa-siapa. Beberapa tahun lalu saya mengikuti pelajaran/kursus mengenai kekristenan atas inisiatif saya sendiri dan tanpa adanya pengaruh dari luar. Ini dikarenakan saya ingin mengenal lebih jauh lagi mengenai kekristenan. Saya harus juga akui bahwa lingkungan dimana saya tinggal juga sedikit banyak mempengaruhi saya dalam mengenal kekristenan. Sebaliknya, saya malahan agak canggung ketika harus bergaul dengan teman-teman muslim saya, sebab saya ketahui bahwa beberapa hal dalam islam adalah hal yang sangat tabu. Seperti contohnya cara sembahyang yang harus dilakukan sesuai cara dan aturan yang tepat dan menggunakan bahasa yang tidak dapat saya mengerti secara jelas.
Kursus singkat mengenai kekristenan yang saya ikuti tersebut mengajarkan dasar-dasar kristen dan juga kesamaan antara kristen dan islam (seperti contohnya, kepercayaan mengenai neraka). Saya kemudian menerima sertifikat setelah saya selesai mengikuti kursus singkat ini.
Setelah kursus itu, saya mendatangi kebaktian di suatu daerah di Kuala Lumpur. Sekali lagi, saya pergi ke tempat ini atas inisiatip saya sendiri. Sebelum pergi ke sana, saya telpon tempat itu dan memberitahukan bahwa saya akan menghadiri kebaktian dan sekaligus memberitahukan mengenai latar belakang saya dan keinginan saya untuk mempelajari kekristenan. Mereka pun menjawab bahwa mereka siap menerima saya kapanpun saya mau datang.
Orang-orang di sana tampak sangat baik dan welcome. Gerejanya hanya terdiri dari sebuah ruang besar, sama seperti mesjid.
Saya mengira akan di adakan acara perjamuan kudus (komuni kalau di katolik – jelasnggak) sebab banyak teman muslim saya berkata bahwa jika seorang muslim makan roti dari acara perjamuan kudus ini, maka muslim tersebut akan ‘terperangkap’ selamanya.
Sayapun lega mengetahui bahwa kebaktian hari ini tidak di adakan acara perjamuan kudus. Pada akhir acara kebaktian, saya di berikan sebuah pamplet dan saya di ajak untuk serius dalam memikirkan kepercayaan yang benar-benar saya ingini.
Dalam hati, saat itu saya ingin percaya kepada Yesus, tetapi saya masih memiliki beberapa keraguan. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, “apa bagusnya hal ini (menjadi kristen) buat saya ?”. Saya bertanya begini sebab saya tahu bahwa di malaysia (pada saat itu) ngga ada orang yang bisa meninggalkan islam dan menjadi pengikut Yesus. Pertanyaan seperti, “Apa akibatnya buat saya ?” atau “APakah saya melakukan hal yang benar (jika pindah agama) ?” terus menerus menghantui saya.
Dengan berbagai pertanyaan yang terus berkecamuk tersebut, saya putuskan untuk berhenti untuk berkeinginan menjadi pengikut Yesus.
Saya pun kembali menjadi seorang muslim lagi. Keluarga dan teman banyak yang mengajak saya untuk berdoa  dan saya pun menanggapi ajakan itu. Tetapi setelah beberapa saat, saya juga bosan dan malas lagi. Hal pasang surut seperti ini terjadi beberapa kali.
Selama 6 bulan saya begitu menggebu-gebu menjalankan sunah islam, tetapi setelah itu saya pun malas.
Sebelum saya kawin, semangat saya menjalankan syariah islam begitu tinggi. Saya tak pernah lupa menjalankan sholat 5 waktu. Istri saya (yang dulu adalah tunangan saya) sering kali membangunkan saya di pagi hari untuk sholat subuh.
Saya masih ingat ketika itu saya melaksanakan ibadah haji di mekah. Ketika itu saya memperhatikan aktifitas yang dilakukan orang2 di sekitar saya yang juga sedang melaksankan umrah. Mereka datang dari segala pelosok dunia. Saya melihat sendiri mereka berdoa dengan cara-cara yang sangat berlainan dengan saya. Doa mereka pun banyak yang berbeda dengan doa yang sering saya lakukan. Meskipun sama dalam hal fokus dan arah, cara mereka berdoa dengan cara saya.
Perbedaan ini membuat saya bertanya2 dalam hati. Saya telah diajarkan bahwa cara berdoa dan patternnya itu sudah di atur sedemikian rupa dan harus diikuti dengan benar. Tetapi yang saya lihat sekarang ini justru berbeda dengan yg saya dapatkan. Saya jadi lebih bertanya-tanya lagi. Cara dan patern yang mana sih sebenarnya yang harus di pakai. Jika punya saya yang benar, berarti punya mereka itu salah. Sebaliknya, jika punya mereka yang benar, maka doa yang selama ini saya lakukan tidak diterima oleh Allah. Pemikiran ini sangatlah mengganggu saya.
Cara berdoa memang tidak pernah disebut dalam Quran. Cara berdoa hanya menurut perkataan Muhammad. Bagaimana seseorang menterjemahkan perkataan Muhammad ini menentukan bagaimana seseorang menggunakan cara sholat.
Lalu apa perbedaan cara sholat yang saya lakukan dengan yang mereka (orang dari negara lain) lakukan.
COntohnya, posisi tangan. Apakah tangan harus dibuka lebar-lebar, atau tangan bisa di gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan bebasnya.
Begitu juga dengan pause (diam sejenak) di antara doa. Ada atau tidak ?
Hal-hal seperti ini tidak pernah disebutkan di dalam Quran. Para ulama islam memberikan terjemahan yang berbeda-beda.
Selagi di mekah itu saya terus bertanya dalam hati, “mengapa kita melakukan yang sekarang kita lakukan?”
Setelah kembali dari mekah, semangat sholat saya mulai menurun. Saya kembali banyak berpikir tentang kekristenan. Meskipun banyak banyak berpikir, tidak ada hal yang besar terjadi pada saat itu.
Tiba-tiba sesuatu datang di pikiran saya. Saya ambil buku telepon dan saya mulai menelepon gereja-gereja yang ada. Saya memilih gereja mana yang akan saya telpon secara random. Suatu saat, saya berbicara dengan seorang wanita keturunan india yang kemudian mengundang saya untuk datang dan berbicara dengannya. Saya tanyakan beberapa pertanyaan kepadanya. Ia pun menjelaskan semua pertanyaan saya itu dan kemudian memberikan sebuah selebaran untuk di baca di rumah. Setelah saya membaca selebaran itu, sayapun tertarik untuk menerima Isa Almasih sebagai penyelamat pribadi saya.
Sayapun bertemu kembali dengan wanita ini dan mengatakan kepadanya ketertarikan saya untuk menjadi pengikut Yesus. Saya bertanya kepadanya, ” Maukah Kamu mengajarkan kepada saya cara untuk menerima Yesus sebagai Penyelamat Pribadi saya?”.
Hari itu juga wanita itu membuat saya menjadi pengikut Yesus. Saya hanya mengikutinya membaca doa. Doanya cuma mudah, doa itu mengenai pertaubatan dan permohonan ampun dan janji untuk mengikuti Yesus. Sayapun diberikan sebuah Injil.
Wanita itu lalu mengatakan bahwa saya harus ada pembimbingnya, dan biar pantas, maka saya lalu dikenalkan dengan seorang pria yang akan membimbing saya menjawab semua pertanyaan yang masih ada di benak saya.
Saya tidak lagi memiliki kebimbangan dan pertanyaan sekarang. Semuanya sudah terjawab setelah kepindahan saya dari islam ke kristen. Seorang teman memberikan sebuah buku kepada saya yang isinya mengenai semua pertanyaan dan jawaban yang sering di tanyakan oleh orang-orang yang baru saja pindah agama, seperti saya ini.
Sebagai pengikut Yesus yang tinggal di lingkungan Muslim, saya harus berhati-hati dalah mengekspresikan kepercayaan saya yang baru ini. Muslim akan sangat marah kepada mereka yang meninggalkan islam.
Sejak saya mengikuti Yesus, ada beberapa perubahan penting dalam hidup saya. Ketika saya masih seorang muslim, Tuhan digambarkan sebagai sesuatu yang harus di takuti, tukang menghukum. sekarang saya melihatNYA dengan cara yang berbeda. DIA masih sesuatu yang maha kuasa, tetapi DIA juga sesuatu yang maha kasih dan bisa di ajak berkomunikasi dan berbagi dalam hal apa saja. Saya tahu bahwa DIA terus mendengarkan saya dan DIA dekat dengan saya.
Bagi saya Isa Almasih adalah penyelamat dan TUhaN. Inilah yang terus saya ingat dan ucapkan di dalam doa-doa saya.
Saya percaya, berkat terbesar dari TUhan adalah bahwa saya telah dipilih olehNYA untuk diselamatkan. DIA telah memilih saya dan saya percaya rencanaNYA adalah untuk memakai saya agar memberitahukan kepada semua muslim yang ada di Malaysia.
Beberapa saat lalu saya ada kesempatan berbincang dengan seseorang gadis melayu. Tetapi dia tak siap untuk mengambil langkah selanjutnya dalam menerima Yesus.
Tetapi dia juga setuju bahwa pada dasarnya untuk menjadi seorang malaysia, tidak perlu harus menjadi muslim.
Adalah harapan saya bahwa pemerintah malaysia lebih terbuka kepada mereka yang meninggalkan Islam dan berpindah ke agama lain. Saya berharap bahwa tidak akan ada ancaman lagi dan juga konsisten dengan hal ini.
Sejauh ini pemerintah malaysia kadang bisa longgar tetapi kadang juga  penuh tekanan kepada orang2 seperti saya. Apalagi ketika ada tekanan dari organisasi islam.

Salam,
Tarmizi.


 artikel ini telah diberikan perubahan bahasa dari bahasa melayu ke indonesia. maaf atas kata yang kurang berkesan.

Apakah Yesus Allah? Apakah Yesus pernah mengklaim sebagai Allah?

JAWABAN : Alkitab tidak pernah mencatat Yesus secara persis mengucapkan kalimat, “Saya adalah Allah.” Namun ini tidak berarti bahwa Dia tidak memproklamirkan bahwa Dia adalah Allah. Ambil sebagai contoh kata-kata Yesus dalam Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu." Sekilas sepertinya ini bukan sebuah pengakuan sebagai Allah. Namun coba perhatikan reaksi orang-orang Yahudi terhadap pernyataan Yesus, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah" (Yohanes 10:33). Orang-orang Yahudi memahami pernyataan Yesus sebagai pengakuan bahwa Dia adalah Allah. Dalam ayat-ayat berikutnya, Yesus tidak pernah mengoreksi apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dengan mengatakan, “Saya tidak mengklaim sebagai Allah.” Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul berkata bahwa Dia adalah Allah dengan mengatakan, “Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30). Yohanes 8:58 adalah contoh lainnya. Yesus mengatakan, “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kembali, sebagai responnya, orang-orang Yahudi mengambil batu dan berusaha merajam Yesus (Yohanes 8:59). Mengapa orang-orang Yahudi berusaha merajam Yesus jikalau Dia tidak mengucapkan sesuatu yang mereka percaya sebagai penghujatan, yaitu mengakui diri sebagai Allah?

Yohanes 1:1 mengatakan, “Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia.” Ini dengan jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Kisah Rasul 20:28 memberitahu kita, “… untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kisah Rasul 20:28). Siapa yang telah membeli gereja dengan darahNya sendiri? Yesus Kristus. Kisah Rasul 20:28 mengatakan bahwa Allah telah membeli gereja dengan darahNya sendiri. Karena itu Yesus adalah Allah!

Mengenai Yesus, Thomas, sang murid berseru, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Yesus tidak mengoreksi dia. Titus 2:13 mendorong kita untuk menantikan kedatangan Allah dan Juruselamat kita – Yesus Kristus (lihat pula 2 Petrus 1:1). Dalam Ibrani 1:8, Bapa berbicara mengenai Yesus, “Tetapi tentang Anak Ia berkata: `Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.’”

Dalam Wahyu, malaikat menginstruksikan Rasul Yohanes untuk hanya menyembah kepada Allah (Wahyu 19:10). Beberapa kali dalam Alkitab Yesus menerima penyembahan (Matius 2:11; 14:33; 28:9, 17; Lukas 24:52; Yohanes 9:38). Dia tidak pernah menegur orang-orang yang menyembah Dia. Kalau Yesus bukan Allah, Dia pasti akan melarang orang-orang menyembah Dia, sama seperti malaikat dalam kitab Wahyu. Masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai keillahian Yesus.

Alasan paling utama Yesus haruslah Allah adalah bahwa jikalau Dia bukan Allah, kematianNya tidak cukup untuk membayar hukuman dosa dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang sanggup membayar hukuman yang begitu besar. Hanya Allah yang dapat menanggung dosa seisi dunia (2 Korintus 5:21), mati dan dibangkitkan – membuktikan kemenanganNya atas dosa dan kematian.

Apakah penyebab permusuhan antara orang-orang Kristen dan Muslim? Dapatkan orang-orang Kristen berdamai dengan Muslim?

JAWABAN : Sejak tanggal 11 September dunia memasuki jaman teror. Para teroris, sekalipun berjumlah sedikit, melakukan kekejaman dengan mengatasnamakan agama. Orang-orang Kristen ingin tahu bagaimana seharusnya menanggapi ancaman ini. Sayangnya sebagian orang dengan ketakutan menggambarkan semua Muslim sebagai teroris. Sebagian lainnya mengkompromikan kebenaran demi untuk menerima mereka. Kedua pendekatan ini tidaklah menghormati Tuhan.

Yang jelas kita harus memahami perbedaan-perbedaan antara kedua iman kepercayaan ini sebelum kita dapat menjawab dengan kebenaran dan kasih Kristus. Sekalipun beberapa kesalahpahaman dapat dijelaskan, masalah yang paling utama adalah … Yesus Kristus! (lihat 1 Petrus 2:4-8). Kebenaran mengenai Tuhan dan Juruselamat kita tidak boleh dikompromikan. Pertama-tama, mari kita dengan sikap doa menelaah bagaimana kita dapat mengatasi penghalang-penghalang antara kaum Muslim dan orang-orang Kristen.

1. Kaum Muslim merasa tersinggung oleh sekularisme Barat.

Banyak kaum Muslim yang dengan sungguh-sungguh berusaha hidup suci. Seiring dengan mengecilnya dunia karena tehnologi global, orang-orang Muslim di sekitar kita merasa terancam oleh kebudayaan Barat: film-film yang tidak bermoral, pornografi, musik yang busuk, alkohol, pemberontakan kaum remaja. Yang lebih parah lagi, mereka menyamakan budaya Barat ini dengan keKristenan. Budaya Barat “kita” mengancam iman mereka, pandang dunia mereka, gaya hidup mereka.

Respon orang Kristen: Bertemanlah dengan orang Muslim dan jelaskan bahwa budaya Barat tidak lagi bersifat Kristiani namun bersifat sekular. Selanjutnya tidak semua yang mengaku Kristen benar-benar adalah pengikut-pengikut Kristus. Melalui kata dan karya tunjukkan contoh dan teladan orang Kristen yang sejati. “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.” (1 Petrus 2:12)

2. Kaum Muslim membenci dominasi Barat

Barat memiliki sejarah penjajahan dan campur tangan yang dibenci oleh orang-orang Muslim. Walaupun beberapa dari mereka mendukung perang terhadap teror, kaum Muslim lainnya dengan getir menolaknya. Di samping itu, mereka sering merasa dikhianati oleh sikap “pilih kasih” Barat terhadap Israel yang mengakibatkan terlantarnya ribuan orang-orang Palestina.

Respon orang Kristen: Tunjukkan kasih dan kerendahan hati yang sejati melalui doa dan karya. Fokuskan pada Kristus, bukan pada kontroversi politik. Suatu hari Tuhan akan memulihkan keadilan. Sementara itu, Dia menyediakan pemerintah-pemerintah dan para pemimpin untuk bertindak sebagai “hamba-hamba kebenaran” untuk melindungi orang baik dan menghukum yang jahat (Roma 13:1-6).

“ Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:16-21).

“ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

3. Kaum Muslim militan bertindak berdasarkan ayat-ayat perang yang ada dalam Qur’an

Sekalipun banyak kaum Muslim adalah pecinta damai, yang lainnya menafsirkan bahwa Qur’an memberi mereka kuasa untuk mempertobatkan atau membunuh. Pada awal dari berkuasanya Muhammad, dia berusaha untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang Kristen untuk agama barunya, dia bahkan mendorong para pengikutnya untuk membaca Alkitab (Surah 10:94).

Namun demikian, orang-orang Kristen melakukan dosa “syirik” yang tak dapat diampuni, menyamakan Yesus dengan Allah. Ketika kedua kepercayaan ini tidak dapat digandengkan, dia mendorong untuk melakukan jihad terhadap orang-orang kafir (Surah 4:47; 9:29). Bagaimana dia memotifasi perang suci? Dia menjanjikan bahwa para pengikutnya yang selamat akan menerima jarahan dari mereka yang binasa (Surah 48:20-21). Mereka yang mati dalam perang suci mendapat jaminan – jaminan yang tidak dimiliki oleh kaum Muslim manapun – bahwa mereka akan masuk ke dalam Firdaus yang penuh dengan kenikmatan sensual (Hadis 1:505; 6:402)

Respon orang Kristen: Sayang sekali, beberapa orang Kristen dengan rasa takut menghina baik kaum Muslim yang radikal maupun yang moderat. Namun Tuhan memberi obat yang sempurna untuk rasa takut dan benci: kasihNya.

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1 Yohanes 4:18)

“ Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Matius 10:28)

"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;” (Lukas 6:27)

Yesus tidak menjanjikan para pengikutNya kehidupan yang bebas dari konflik. Sebaliknya Dia meyakinkan, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 15:18-21).

Kaum Muslim menolak Allah Bapa yang telah mengutus AnakNya untuk mati bagi orang-orang berdosa. Sekalipun kaum Muslim menghormati Yesus sebagai nabi agung, mereka bergantung pada iman dan perbuatan islamiah – tunduk kepada Allah, percaya kepada Muhammad dan taat kepada Qur’an – untuk dapat diterima di Firdaus. Banyak kaum Muslim yang percaya bahwa orang-orang Kristen menyembah tiga Allah, membuat manusia menjadi Allah (Yesus) dan merusak Kitab Suci. Kebanyakan dari mereka menolak perlunya dan sifat sejarah dari kematian Kristus.

Orang-orang Kristen dan Muslim seharusnya mendiskusikan salah pengertian – salah pengertian doktrinal. Orang-orang Kristen harus memahami pandang dunia Islamiah dan teologi Kristen sehingga mereka dapat …

• Menjelaskan kesatuan dan keperbedaan dalam Tritunggal.

• Menunjukkan bagaimana kesucian Allah dan dosa manusia menuntut kematian Yesus untuk menebus

• Memberikan bukti alademis dan kesaksian pribadi mengenai dapat dipercayanya Alkitab

• Memperjelas kepercayaan mengenai Yesus. Manusia tidak menjadi Allah, tapi Allah yang menjadi manusia. “Anak Allah” adalah metafora, bukan pernikahan secara harafiah antara Allah dan Maria. Konsep ini harus dibicarakan dengan hati-hati dan sistimatis: “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.” (1 Yohanes 4:14-15)

Sebagai pembawa damai orang-orang Kristen harus berusaha meredakan ketegangan antara Islam dan keKristenan. Namun beberapa tensi tertentu tidak boleh dilepaskan oleh pihak Kristen. Kebenaran tidak boleh ditutupi. Dengan kasih, kerendahan hati, dan kesabaran, orang-orang Kristen harus memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat: Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Sorry For Moslem.

Apakah benar bagi orang Kristen untuk berpacaran atau menikahi orang bukan Kristen?

JAWABAN : 2 Korintus 6:14 menyatakan, “ Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” Walaupun ayat ini tidak secara khusus mencantumkan pernikahan, implikasinya bagi pernikahan sangatlah jelas. Selanjutnya bagian Alkitab ini mengatakan, “Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu” (2 Korintus 6:15-17).

Alkitab selanjutnya mengatakan, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15:33). Hubungan yang dekat dengan orang yang tidak percaya dapat dengan cepat dan mudah berubah menjadi halangan untuk kita berjalan dengan Kristus. Kita dipanggil untuk menginjiliyang sesat, bukan untuk menjadi intim dengan mereka. Tidak ada salahnya membangun persahabatan yang berkualitas dengan orang-orang yang tidak percaya – namun hanya boleh sejauh itu. Jikalau Anda berpacaran dengan orang yang tidak percaya, secara jujur, apa yang menjadi prioritas Anda? Hubungan yang romantis atau memenangkan jiwa mereka bagi Kristus? Jikalau Anda menikahi orang yang tidak percaya, bagaimana kalian berdua dapat membangun kedekatan rohani dalam pernikahan Anda? Bagaimana pernikahan yang berkualitas dapat dibangun jikalau Anda berbeda pendapat dalam hal yang paling krusial di dunia ini – Tuhan Yesus Kristus?

Apa itu doa orang berdosa ?

JAWABAN :
Doa orang berdosa adalah doa yang didoakan orang kepada Tuhan saat mereka menyadari bahwa mereka adalah orang berdosa dan membutuhkan Juruselamat. Sekedar mengucapkan doa orang berdosa tidak akan menghasilkan apa-apa. Doa orang berdosa hanya bermanfaat jikalau doa itu dengan sungguh-sungguh mengungkapkan apa yang diketahui, dimengerti dan dipercaya oleh orang tsb mengenai dosanya dan kebutuhannya untuk diselamatkan.

Aspek pertama dari doa orang berdosa adalah pengertian bahwa kita semua adalah orang-orang berdosa. Roma 3:10 mengatakan, “Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Alkitab sangat jelas bahwa setiap kita sudah berdosa. Kita adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan (Titus 3:5-7). Karena dosa kita, kita pantas menerima hukuman kekal (Matius 25:46). Doa orang berdosa adalah permohonan untuk mendapatkan anugrah dan bukannya penghakiman. Ini adalah doa untuk mohon belas kasihan dan bukannya murka.

Aspek kedua dari doa orang berdosa adalah mengetahui apa yang Tuhan sudah lakukan untuk memperbaiki kondisi kita yang berdosa dan terhilang. Allah datang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus (Yohanes 1:1, 14). Yesus mengajar kita kebenaran mengenai Allah dan hidup dalam kebenaran yang sempurna dan tidak berdosa sama sekali (Yohanes 8:46, 2 Korintus 5:21). Yesus kemudian mati di salib menggantikan kita, menanggung hukuman yang sepantasnya kita tanggung (Roma 5:8). Yesus bangkit dari kematian membuktikan kemenanganNya atas dosa, kematian dan neraka (Kolose 2:15, 1 Korintus 15). Karena semua ini, dosa-dosa kita diampuni dan kita dijanjikan rumah kekal di Surga, kita kita bersedia menaruh iman kita kepada Yesus Kristus. Satu-atunya yang kita perlu lakukan adalah percaya bahwa Dia mati menggantikan kita dan bangkit kembali dari antara orang mati (Roma 10:9-10). Kita diselamatkan semata-mata karena anugerah belaka, melalui iman di dalam Yesus Kristus. Efesus 2:8 mengatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”

Mengucapkan doa orang berdosa adalah sebuah cara untuk memberitahu Tuhan bahwa Anda bersandar pada Yesus Kristus sebagai Juruselamatmu. Di dalamnya tidak ada kata-kata “ajaib” yang dapat menghasilkan keselamatan. Hanya iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus yang dapat menyelamatkan kita. Jika Anda mengerti bahwa Anda adalah orang berdosa dan membutuhkan keselamatan melalui Yesus Kristus, berikut ini adalah sebuah doa orng berdosa yang dapat Anda doakan kepada Tuhan, “Tuhan, saya tahu saya adalah orang berdosa. Saya tahu bahwa saya pantas menerima akibat dari dosa-dosa saya. Namun demikian, saya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya. Saya percaya bahwa kematian dan kebangkitanNya menyediakan pengampunan bagi saya. Saya percaya kepada Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamatku. Tuhan, terima kasih untuk menyelamatkan dan mengampuni saya! Amin!”

Kamis, 16 Januari 2014

Apakah Yesus betul-betul ada? Apakah ada bukti-bukti historis mengenai keberadaan Yesus Kristus ?

JAWABAN : Biasanya ketika pertanyaan ini ditanyakan, orang yang bertanya menambahkan, ”di luar Alkitab” kepada pertanyaan ini. Kita tidak menerima pemikiran bahwa Alkitab tidak boleh dipertimbangkan sebagai sumber dari bukti keberadaan Yesus. Perjanjian Baru mengandung ratusan referensi tentang Yesus Kristus. Ada orang-orang yang menempatkan tanggal penulisan Injil pada abad kedua Masehi, lebih seratus tahun setelah kematian Yesus. Sekalipun penanggalan ini benar (dan kami dengan tegas mempertanyakan kebenarannya), dalam konteks bukti-bukti dari zaman kuno, tulisan yang dihasilkan kurang dari 200 tahun setelah terjadinya suatu peristiwa dianggap sebagai bukti-bukti yang sangat dapat dipercaya. Lebih dari itu, mayoritas dari para sarjana (Kristen dan non-Kristen) menerima bahwa surat-surat Paulus (paling sedikit beberapa dari surat-surat Paulus ditulis oleh Paulus pada pertengahan abad pertama Masehi, kurang dari 40 tahun setelah kematian Yesus. Dalam hal pembuktian naskah kuno, ini adalah bukti yang sangat luar biasa mengenai keberadaan seseorang yang bernama Yesus di Israel pada awal abad pertama Masehi.

Penting pula untuk menyadari bahwa pada tahun 70 Masehi, orang-orang Roma menyerbu dan menghancurkan Yerusalem dan sebagian besar Israel dan membasmi penduduknya. Semua kota dibakar rata dengan tanah! Tidaklah mengherankan jika banyak bukti mengenai Yesus yang juga rusak. Banyak saksi mata mengenai Yesus yang terbunuh. Semua ini mengurangi jumlah dari saksi-saksi keberadaan Yesus.

Mempertimbangkan bahwa pelayanan Yesus secara umum terbatas kepada daerah yang terpencil dan tidak penting di sudut dari kekaisaran Romawi, jumlah informasi yang dapat kita peroleh mengenai Yesus dari sumber-sumber sejarah sekuler cukup besar. Beberapa bukti historis yang penting mengenai Yesus antara lain:

Tacitus dari abad pertama, seorang sejarahwan Roma yang dianggap akurat, mencatat tentang ”orang-orang Kristen” (berasal dari kata ”Christus” yang adalah kata bahasa Latin untuk Kristus) yang tahayul, yang menderita di bawah Pontius Pilatus pada zaman pemerintahan Tiberius. Suetonius, sekretaris utama dari Kaisar Hadrian, menulis bahwa ada seseorang yang bernama Chrestus (atau Kristus) yang hidup pada abad pertama (Annals 15.44).

Flavious Yosephus adalah sejarahwan Yahudi yang paling terkenal. Dalam Antiquities dia menunjuk pada Yakobus, ”saudara Yesus, yang disebut Kristus.” Ada sebuah bagian yang kontroversial (18:3) yang mengatakan, “Pada waktu itu Yesus, seorang yang bijak, kalau secara hukum dia bisa disebut manusia. Dia adalah seorang yang melakukan hal-hal yang luar biasa …. Dia adalah [Sang] Kristus .... Dia menampakkan diri kepada mereka, hidup kembali pada hari ketiga, sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi, yang juga berbicara mengenai puluhan ribu hal-hal yang luar biasa mengenai Dia.” Salah satu versi mengatakan, ”Pada waktu itu ada seorang bijak bernama Yesus. Dia hidup dengan baik dan dikenal sebagai orang yang berbudi luhur. Dan banyak orang-orang Yahudi dan dari bangsa-bangsa lain yang menjadi muridNya. Pilatus menyalibkan Dia dan menghukum mati Dia. Namun murid-muridNya tidak meninggalkan Dia. Mereka mengatakan bahwa Dia memperlihatkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyalibanNya, dan bahwa Dia hidup; karena itu mungkin Dia adalah Mesias yang diberitakan oleh para nabi” (Extant Writings, 18).

Yulius Afrikanus mengutip sejarahwan Thalus dalam diskusi mengenai kegelapan yang terjadi pada saat penyaliban Yesus Plinius Muda, dalam Letters 10:96, mencatat tentang kebiasaan ibadah dari orang-orang Kristen mula-mula termasuk fakta bahwa orang-orang Kristen menyembah Yesus sebagai Tuhan dan bersikap sangat sopan santun, dan juga merujuk pada perjamuan kasih dan Perjamuan Kudus.

Talmud Babilon (Sanhedrin 43a) mengkonfirmasikan penyaliban Yesus menjelang hari Pasah, dan tuduhan bahwa Kristus mempraktekkan sihir dan mendorong orang-orang Yahudi untuk murtad.

Lucian dari Samosata adalah seorang penulis Yunani dari abad kedua yang mengakui bahwa Yesus disembah oleh orang-orang Kristen, Dia memperkenalkan ajaran-ajaran yang baru dan disalibkan bagi orang-orang Yahudi. Dia mengatakan bahwa pengajaran Yesus mencakup persaudaraan dari orang-orang percaya, pentingnya pertobatan dan pentingnya menyangkali allah-allah lain. Orang-orang Kristen hidup menurut peraturan-peraturan Yesus, percaya bahwa mereka tidak akan mati dan tidak takut mati, penyerahan diri dan penolakan terhadap hal-hal yang bersifat materi.

Mara Bar-Serapion mengkonfirmasikan bahwa Yesus dianggap bijak dan berbudi luhur dan dipandang sebagai Raja Israel oleh banyak orang, dihukum mati oleh orang-orang Yahudi, dan hidup terus dalam pengajaran murid-muridNya.

Kita juga memiliki tulisan-tulisan Gnostik (Injil Kebenaran, Apokripha Yohanes, Injil Thomas, Risalah Mengenai Kebangkitan, dll) yang semuanya menyebut tentang Yesus.

Bahkan kita hampir bisa merekonstruksikan Injil hanya dari sumber-sumber non-Kristen di abad mula-mula: Yesus disebut Kristus (Yosephus), melakukan perbuatan ”magis”, menuntun Israel kepada pengajaran baru, dan digantung pada hari Pasah bagi mereka (Talmud Babilon) di Yudea (Tacitus), tapi diakui sebagai Tuhan dan akan datang kembali (Eliezar), hal ini dipercaya oleh murid-muridNya dan mereka menyembah Dia sebagai Tuhan (Plinius Muda).

Sebagai kesimpulan, kita percaya bahwa ada banyak bukti mengenai keberadaan Yesus Kristus, baik dalam sejarah sekuler maupun Alkitab. Barangkali bukti terbesar bahwa Yesus betul-betul ada adalah fakta bahwa ribuan orang-orang Kristen pada abad pertama Masehi, termasuk keduabelas rasul, yang rela memberi hidup mereka sebagai martir bagi Yesus Kristus. Orang bersedia mati untuk apa yang mereka percaya sebagai sesuatu yang benar, namun tidak ada yang bersedia mati untuk apa yang mereka tahu sebagai dusta.

Apakah Yesus menikah ?

JAWABAN : Tidak, Yesus Kristus tidak menikah. Buku yang terkenal, “The Da Vinci Code” membicarakan bahwa Kristus menikah dengan Maria Magdalena. Mitos/kebohongan ini adalah sama sekali salah dan secara teologis, historis atau Alkitabiah sama sekali tidak berdasar. Sekalipun beberapa “Injil Gnostik” mencantumkan Yesus memiliki hubungan yang dekat dengan Maria Magdalena, tidak ada satupun yang secara khusus menyatakan bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena atau memiliki hubungan romantis dengannya. Yang paling dekat hanyalah pernyataan bahwa Yesus mencium Maria Magdalena, yang mungkin saja merupakan “ciuman persahabatan.” Selanjutnya, sekalipun injil Gnostik secara langsung mengatakan Yesus menikah dengan Maria Magdalena, hal itu tanpa otoritas apapun karena semua injil Gnostik sudah terbukti merupakan pemalsuan yang dibuat untuk menciptakan pandangan Gnostik mengenai Yesus.

Kalau Yesus menikah, Alkitab sudah pasti akan memberitahukan kita – atau akan ada penyataan serupa yang tidak diragukan. Alkitab tidak akan diam begitu saja dalam topik yang begitu penting. Alkitab mencantumkan ibu Yesus, ayah angkat Yesus, saudara laki-laki dan perempuan Yesus. Mengapa lalu Alkitab sama sekali lalai menyebutkan fakta bahwa Yesus memiliki istri? Mereka yang percaya/mengajarkan bahwa Yesus menikah melakukan hal itu untuk “memanusiakan” Yesus, untuk membuat Dia lebih biasa – sama seperti orang-orang lain. Orang-orang sulit untuk menerima bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia (Yohanes 1:1, 14; 10:30). Jadi mereka lalu menciptakan dan percaya pada mitos-mitos bahwa Yesus menikah, memiliki anak, dan adalah manusia biasa.

Pertanyaan kedua adalah “Apakah ada kemungkinan Yesus menikah?” Menikah bukanlah dosa. Memiliki hubungan seks dalam pernikahan bukanlah merupakan dosa. Jadi, ya, bisa saja Yesus menikah dan tetap merupakan Anak Domba Allah yang tanpa dosa, Juruselamat dunia. Pada saat yang sama, tidak ada alasan Alkitabiah mengapa Yesus harus menikah. Itu bukanlah poin dari perdebatan ini. Mereka yang percaya bahwa Yesus menikah tidak bisa percaya bahwa Dia adalah tanpa dosa, atau bahwa Dia adalah Mesias. Yesus dikirim oleh Allah bukan untuk menikah dan punya anak. Markus 10:45 memberitahu kita mengapa Yesus datang, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Apakah di neraka terdapat hukuman yang adil ?

JAWABAN : Ini adalah masalah yang mengganggu banyak orang yang mempunyai pengertian yang tidak lengkap dalam tiga hal: natur Allah, natur manusia, natur dosa. Sebagai manusia yang jatuh, dan berdosa, natur Allah adalah suatu konsep yang sulit untuk dimengerti. Kita cenderung melihat Allah sebagai Allah yang baik, dan pemurah, yang memiliki kasih kepada kita melebihi dan melampaui semua atribut-Nya yang lain. Tentu Allah itu pengasih, baik, dan pemurah, tetapi yang terutama Dia adalah Allah yang suci dan adil. Dia begitu suci sehingga tidak dapat bertoleransi dengan dosa. Dia adalah Allah yang murka-Nya membakar orang-orang fasik dan yang tidak taat (Yesaya 5:25; Hosea 8:5; Zakharia 10:3). Dia bukan saja adalah Allah yang pengasih—Dia sendiri adalah kasih! Tetapi Alkitab juga memberitahu kita bahwa Dia membenci semua bentuk dosa (Amsal 6:16-19). Dan walaupun Dia adalah pemurah, kemurahan Allah ada batasnya. “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:6-7).

Umat manusia telah dirusak oleh dosa, dan dosa selalu secara langsung melawan Allah. Ketika Daud berdosa dengan melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh Uria, dia memberi respon dengan doa yang menarik: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, ...” (Mazmur 51:6). Karena Daud telah berdosa melawan Batsyeba dan Uria, bagaimana mungkin dia mengaku telah berdosa hanya kepada Allah? Daud mengerti bahwa semua dosa pada dasarnya adalah melawan Allah. Allah adalah Allah yang kekal dan tidak terbatas (Mazmur 90:2). Sebagai akibatnya, semua dosa patut menerima hukuman yang kekal. Karakter Allah yang suci, sempurna, dan tak terbatas telah dilanggar oleh dosa kita. Walaupun dalam pikiran kita yang terbatas, dosa kita terbatas dalam waktu tertentu, tetapi bagi Allah—yang adalah di luar waktu—dosa yang Dia benci itu berlangsung terus-menerus. Di hadapan-Nya dosa kita itu kekal dan harus dihukum secara kekal untuk memuaskan keadilan-Nya yang suci.

Tidak ada seorangpun yang lebih mengerti ini daripada orang yang ada di neraka. Satu contoh yang cocok adalah cerita tentang orang kaya dan Lazarus. Keduanya mati, dan orang kaya masuk ke neraka sementara Lazarus masuk ke sorga (Lukas 16). Tentu, orang kaya itu menyadari bahwa dosa-dosanya hanya dilakukan selama hidupnya. Tetapi, menarik sekali, ia tidak pernah berkata, “Bagaimana saya berakhir di sini?” Pertanyaan itu tidak pernah ditanyakan di neraka. Ia tidak berkata, “Apakah saya benar-benar layak menerima ini? Tidakkah ini sedikit ekstrim? Agak sedikit berlebihan?” Ia hanya meminta supaya seseorang pergi kepada saudara-saudaranya yang masih hidup dan memperingati mereka akan nasib mereka.

Seperti orang kaya itu, setiap orang berdosa yang di neraka memiliki kesadaran penuh bahwa mereka layak berada di sana. Setiap orang berdosa memiliki hati nurani yang mengerti dengan jelas, menyadari dengan penuh, dan peka, bahwa di dalam neraka, semua itu menyiksa dia.

Ini adalah pengalaman penyiksaan di neraka—seorang menyadari sepenuhnya akan dosanya dengan kesadaran yang menuduh dengan tidak berbelas kasihan, tanpa keringanan walaupun hanya sekejap saja. Perasaan bersalah karena dosa akan menghasilkan aib dan kebencian diri sendiri yang tiada henti-hentinya. Orang kaya itu tahu bahwa hukuman yang kekal untuk dosa selama hidupnya adalah adil dan pantas. Itulah sebabnya ia tidak pernah memprotes atau mempertanyakan keberadaannya di neraka.

Realita kutukan yang kekal, neraka yang kekal, dan hukuman yang kekal adalah menakutkan dan mengganggu. Tetapi ada baiknya kita takut. Sementara ini kelihatannya suram, ada kabar baik. Allah mengasihi kita (Yohanes 3:16) dan menginginkan kita diselamatkan dari neraka (2 Petrus 3:9). Tetapi karena Allah adalah juga adil dan benar, Dia tidak dapat membiarkan dosa kita tanpa dihukum. Seseorang harus membayar untuk itu. Di dalam kemurahan dan kasih-Nya yang besar, Allah menyediakan penebusan-Nya sendiri untuk dosa kita. Dia mengutus Anak-Nya Yesus Kristus untuk membayar hukuman dari dosa-dosa kita dengan mati di kayu salib bagi kita. Kematian Yesus adalah kematian tak terbatas karena Dia adalah Allah yang tak terbatas, membayar hutang dosa yang tidak terbatas, sehingga kita tidak perlu membayarnya di neraka untuk selama-lamanya (2 Korintus 5:21). Jika kita mengaku dosa kita dan menaruh iman kita di dalam Kristus, meminta pengampunan Allah berdasarkan pengorbanan Kristus, kita diselamatkan, diampuni, dibersihkan, dan dijanjikan suatu rumah yang kekal di sorga. Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia menyediakan alat untuk keselamatan kita, tetapi jika kita menolak hadiah hidup kekal dari-Nya, kita akan menghadapi konsekuensi yang kekal dari keputusan itu.

Dapatkah kita bertemu dan mengenali teman-teman dan anggota-anggota keluarga kita di Surga ?

JAWABAN : Banyak orang menyatakan bahwa hal pertama yang mereka ingin lakukan ketika sampai di Surga adalah bertemu dengan semua teman dan orang-orang yang mereka kasihi yang telah mendahului mereka ke Surga. Saya rasa tidaklah demikian. Ya, saya percaya bahwa kita akan dapat bertemu dan mengenali dan melewatkan waktu bersama dengan teman-teman dan anggota-anggota keluarga kita di surga. Dalam kekekalan ada banyak waktu untuk itu. Namun demikian saya rasa itu tidak akan menjadi fokus utama kita saat kita berada di Surga. Saya percaya kita akan lebih tertarik untuk menyembah Tuhan dan menikmati keajaiban Surga daripada langsung berkumpul kembali dengan orang-orang yang kita kasihi.

Apa kata Alkitab mengenai kemungkinan kita bertemu dan mengenali orang-orang yang kita kasihi saat di Surga? Ketika bayi dari Daud meninggal dunia sebagai akibat dosa Daud dengan Betsyeba, setelah saat perkabungan, Daud mengatakan, “Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku"” (2 Samuel 12:23). Daud menganggap bahwa dia akan dapat mengenali anaknya ketika di Surga sekalipun dia meninggal dunia sebagai bayi. Alkitab menyatakan bahwa ketika kita sampai di Surga kita akan menjadi “kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1 Yohanes 3:2). 1 Korintus 15:42-44 menggambarkan tubuh kebangkitan kita, “Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.”

Sebagaimana tubuh duniawi kita sama seperti manusa pertama Adam (1 Korintus 15:47a) demikian pula tubuh kebangkitan kita akan menjadi sama seperti tubuh kebangkitan Kristus (1 Korintus 15:47b). “Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” (1 Korintus 15:49,53). Banyak orang yang mengenali Kristus setelah kebangkitanNya (Yohanes 20:16; 20; 21:12; 1 Korintus 15:4-7). Jadi jikalau Kristus dapat dikenali dalam tubuh kebangkitanNya, saya tidak melihat ada alasan mengapa tubuh kita akan berbeda. Dapat bertemu kembali dengan orang-orang yang kita kasihi adalah bagian yang mulia dari Surga – namun Surga adakah lebih mengenai Tuhan dan bukan apa yang kita inginkan. Betapa senangnya berkumpul kembali dengan orang-orang yang kita kasihi dan untuk selama-lamanya menyembah Tuhan dengan orang-orang yang kita kasihi.

Rabu, 15 Januari 2014

Mengapa orang-orang Kristen tidak berpuasa ?

JAWABAN : Kaum Muslim dan Kristen sama-sama berpuasa namun dengan tujuan yang berbeda. Demi untuk menaati salah satu dari Lima Rukun, seorang Muslim wajib berpuasa pada bulan Ramadan. Banyak kaum Muslim yang dengan tulus berusaha memperoleh berkah dan pengampunan saat berpuasa.

Bagi orang-orang Kristen, puasa bukan kewajiban tapi kesenangan. Dengan tidak makan justru memberi kesempatan kepada mereka untuk menyatakan kepuasan mereka pada Tuhan dan bukannya pada makanan. Walaupun puasa tidak menghasilkan jasa dari Tuhan atau tempat di firdaus, banyak orang Kristen yang berpuasa karena alasan-alasan berikut ini:

- Menyatakan kepuasan mereka pada Tuhan (Lukas 4:4)

- Merendahkan diri di hadapan Tuhan (Daniel 9:3; 10:12)

- Memohon pertolongan Tuhan (2 Samuel 12:16; Ester 4:16; Ezra 8:23)

- Mencari kehendak Tuhan (Kisah 13:2-3)

- Bertobat dari dosa (Yunus 3:5-10; 1 Raja-Raja 21:25-29)

- Menyembah Tuhan tanpa gangguan (Lukas 2:36-38)

Walaupun Yesus (Isa) mendorong untuk berpuasa, Dia tidak menetapkan kapan atau berapa lama seseorang berpuasa. Para pemimpin agama pada jaman Isa membanggakan diri bahwa mereka berpuasa dua kali seminggu, namun Yesus mempertanyakan kesungguhan mereka. Orang-orang Kristen meneladani contoh dari Dia.

Contoh Isa dalam hal puasa

Pada awal dari pelayanan Isa di depan umum, sebelum mujizat-mujizat dan pengajaranNya, Dia berpuasa selama empat puluh hari. Sesudah itu Iblis mencobai Yesus saat Dia masih lemah karena lapar, “ Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus … Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” (Matius 4:2, 8-11). Sekalipun Iblis mencobai Yesus untuk berdosa, Yesus tidak jatuh dan tetap sempurna, tidak seperti orang-orang lainnya dalam sejarah.

Peringatan Isa mengenai puasa yang sombong

• Jangan berpuasa untuk berlagak suci di hadapan orang

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."” (Matius 6:16-18)

• Jangan berpuasa untuk mendapatkan pengampunan dosa.

(Farisi = seseorang yang menjadi anggota dari sekte Yahudi yang fundamental)

“Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:11-14)

Yesus mengajarkan bahwa kita tidak bisa masuk ke firdaus melalui berpuasa. Dosa kita membuat perbuatan agamis kita yang paling salehpun tidak pantas.

Isa mengubah puasa (Markus 2:18-22)

Yesus mengajarkan bahwa mengikuti kehendak kudus Allah memberi kepuasan yang lebih besar dari makan, “ Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:31-34)

Apa itu kehendak dan pekerjaan Allah? “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."” (Yohanes 6:35-40)

Sama seperti kita akan mati jikalau tidak makan, kita juga akan mati secara rohani (terpisah untuk selamanya dari Tuhan di dalam neraka) kalau kita tidak menerima Yesus, sang Roti Hidup itu. Karena Dia “turun dari Surga”, dari dari Anak Dara, Yesus menyebut Allah BapaNya. Melalui kehidupanNya yang sempurna, kematian dan kebangkitanNya, Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Allah, Anak Allah.

Yesus menggenapi kehendak BapaNya, menyelamatkan orang-orang berdosa dengan menanggung dosa mereka di atas salib. Dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, Allah menyatakan bahwa Dia menerima pengorbanan Yesus.

Bagaimana Anda menerima sang Roti Hidup? Anda harus berbalik dari dosa dan percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus untuk menyelamatkan Anda – bukan percaya pada kebaikan sendiri melalui perbuatan-perbuatan seperti berpuasa.

Setelah menyelamatkan Anda dari dosa, Yesus memberi Anda kemauan dan kekuatan untuk memuliakan Allah melalui perbuatan-perbuatan baik seperti misanya berpuasa, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:22-23).

Apakah orang Kristen telah mengubah Alkitab ?

JAWABAN : Sebagian kaum Muslim menuduh orang-orang Kristen mengubah Alkitab untuk disesuaikan dengan doktrin mereka yang salah. Sekalipun tuduhan ini menjelaskan perbedaan antara Qur’an dan Alkitab, tuduhan ini tidak memiliki bukti yang kuat. Qur’an dan para sarjana sama-sama meneguhkan otentisitas Alkitab.

Qur’an memuji Alkitab

Alkitab tidak mungkin sudah diubah sebelum atau pada jaman Muhammad karena kalau itu terjadi Qur’an tidak akan memuji Alkitab: Dan Kami iringkan jejak mereka dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Sura 5:46)

Alkitab tidak dirusak/diubah

Karena Alkitab tidak diubah sebelum atau pada jaman Muhammad, satu-satunya kesempatan lain adalah setelah kematian Muhammad.Namun bukti-bukti dari para sarjana memperlihatkan bahwa dari abad ke 7 – 21 tidak ada doktrin penting yang berbeda dari teks dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Selain dari variasi dalam ejaan dan tata bahasa, Alkitab hari ini secara esensi tidak ada bedanya dengan Alkitab yang dipuji oleh Muhammad (Sura 3:3).

Juga ketika Muhammad dilahirkan, ribuan Alkitab sudah ada dalam berbagai bahasa yang berbeda-beda. Kalau orang Kristen mengubah Alkitab, bagaimana mereka mampu menghancurkan semua Alkitab yang sejati yang dapat mengungkapkan tipu muslihat itu?

Seseorang yang nekad untuk mengubah Alkitab kemungkinan besar akan mengubah pengajaran-pengajaran yang mendakwa dia. Kalau orang-orang Kristen benar-benar merubah Alkitab, kemungkinan mereka akan mengubah fakta-fakta mengenai keraguan Tomas, kemunafikan Petrus, dan sanksi bagi yang mengubah Firman Allah.

Yang benar adalah: Firman Allah tetap sama. “Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta” (Amsal 30:5-6).

Alkitab adalah kebenaran

Apakah Anda masih percaya bahwa orang-orang Kristen mengubah Alkitab? Kalau begitu, coba tunjukkan ayat-ayat mana yang telah diubah. Kalau tidak, silahkan baca!

Apa definisi ajaran sesat ?

JAWABAN : Dalam fikiran kita, kita sering berpikir bahwa ajaran sesat adalah kelompok pemuja Setan, mempersembahkan binatang dan mengambil bagian dalam upacara pemujaan yang aneh, jahat dan sadis. Dalam kenyataannya kebanyakan ajaran sesat kelihatan tidak ada salahnya. Definisi keKristenan mengenai ajaran sesat adalah kelompok religi yang menyangkal satu atau lebih dasar-dasar kebenaran Alkitab. Atau dalam istilah yang lebih sederhana, ajaran sesat adalah kelompok yang mengajarkan sesuatu yang akan membuat orang tidak dapat diselamatkan jika dia percaya pada pengajaran itu. Dalam soal agama, ajaran sesat adalah kelompok yang mengklaim sebagai Kristen namun menolak kebenaran dasar dari keKristenan yang Alkitabiah.

Dua pengajaran yang paling umum dari ajaran sesat adalah bahwa Yesus bukan Allah dan bahwa keselamatan bukan hanya berdasarkan iman. Penyangkalan terhadap keillahian Kristus mengakibatkan kematian Kristus tidak cukup untuk membayar hutang dosa kita. Penyangkalan terhadap keselamatan berdasarkan iman semata-mata mengakibatkan keselamatan dicapai melalui perbuatan kita – sesuatu yang secara tegas dan konsisten ditolak oleh Alkitab. Dua contoh ajaran sesat yang paling ternama adalah Saksi Yehowa dan Mormon. Kedua kelompok ini mengaku Kristen, namun keduanya menyangkali kedua doktrin dasar yang disebutkan di atas. Saksi Yehowa dan Mormon percaya pada banyak hal yang sesuai dengan dan/atau yang mirip dengan apa yang diajarkan Alkitab. Namun karena mereka menolak keillahian Kristus dan keselamatan hanya berdasarkan iman membuat mereka memenuhi kriteria ajaran sesat. Banyak penganut Saksi Yehowa, Mormon dan ajaran-ajaran sesat lainnya adalah “orang-orang baik” yang dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan dan dengan tulus percaya bahwa mereka memiliki kebenaran. Harapan dan doa kita adalah banyak orang yang terlibat dalam ajaran-ajaran sesat “Kristiani” akan dapat melihat kebenaran dan ditarik pada kebenaran keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Apakah Mormonisme ajaran sesat? Apa yang dipercaya penganut Mormon?

JAWABAN : Agama Mormon didirikan kurang dari 200 tahun lalu oleh seorang yang bernama Joseph Smith. Dia mengklaim telah menerima kunjungan pribadi dari Allah Bapa dan Yesus Kristus dan menyatakan semua gereja dan pengakuan iman mereka adalah merupakan kekejian bagi Tuhan. Joseph memperkenalkan agama baru yang mengklaim sebagai “satu-satunya gereja yang benar di bumi ini.” Masalahnya ajaran Mormonisme bertentangan dengan, memodifikasi dan mengembangkan Alkitab. Orang-orang Kristen tidak punya alasan untuk percaya bahwa Alkitab tidak benar dan tidak cukup. Percaya kepada Allah berarti percaya kepada FirmanNya. Dan setiap ayat Alkitab diinspirasikan oleh Allah, yang berarti berasal dari Allah (2 Timotius 3:16).

Para penganut Mormon percaya bahwa ada empat sumber firman yang diinspirasikan Allah dan bukan hanya satu. 1). Alkitab, “sejauh diterjemahkan dengan tepat.” Ayat-ayat mana yang diterjemahkan dengan tidak tepat tidak selalu jelas. 2) Kitab Mormon yang “diterjemahkan” oleh Smith dan diterbitkan pada tahun 1830. Smith mengklaim kitab ini sebagai “kitab yang paling benar” di dunia, dan dengan mengikuti aturan-aturannya orang dapat menjadi lebih dekat kepada Allah dibanding dengan “mengikuti kitab-kitab lain.” 3). The Doctrine and Covenants (Doktrin dan Perjanjian) dianggap oleh penganut Mormon sebagai kitab suci dan mengandung kumpulan wahyu modern yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang telah dipulihkan.” 4) The Pearl of the Great Price (Mutiara Yang Berharga) dianggap oleh para penganut Mormon sebagai “klarifikasi” doktrin dan pengajaran-pengajaran yang telah hilang dari Alkitab dan juga tambahan informasi mengenai penciptaan bumi.

Penganut Mormon percaya hal-hal berikut ini tentang Allah: bahwa Allah tidak selamanya merupakan Mahkluk yang Tertinggi dalam alam semesta ini, namun Dia mencapai status itu melalui hidup yang benar dan usaha yang terus menerus. Mereka percaya Allah Bapa memiliki “tubuh dari darah dan daging yang persis sama dengan yang dimiliki oleh manusia.” Sekalipun kemudian ditinggalkan oleh pemimpin-pemimpin Mormon di zaman modern, Brigham Young mengajarkan bahwa Adam sebenarnya adalah Allah dan bapa dari Yesus Kristus. Orang-orang Kristen mengetahui hal-hal berikut ini tentang Tuhan: hanya ada Satu Allah yang sejati (Ulangan 6:4, Yesaya 43:10, 44:6-8), bahwa Dia ada untuk selama-lamanya (Ulangan 33:27; Mazmur 90:2; 1 Timotius 1:17), Dia tidak diciptakan, namun adalah Pencipta (Kejadian 1, Mazmur 24:1, Yesaya 37:16). Allah sempurna dan tidak ada yang setara denganNya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25). Allah Bapa bukanlah manusia dan tidak pernah merupakan manusia (Bilangan 23:19, 1 Samuel 15:29, Hosea 11:9). Allah itu Roh (Yohanes 4:24) dan Roh tidak terbuat dari darah dan daging (Lukas 24:39).

Mormon percaya bahwa ada tingkatan atau kerajaan yang berbeda-beda setelah kematian: Kerajaan Langit , Kerajaan Bumi dan Kerajaan Bintang dan Kegelapan. Di mana orang akan berada setelah mati bergantung pada apa yang mereka percaya dan lakukan dalam hidup ini. Alkitab memberitahukan bahwa setelah mati kita akan masuk Surga atau Neraka, tergantung pada apakah kita beriman pada Yesus atau tidak. Beralih dari tubuh ini berarti berada bersama dengan Tuhan (2 Korintus 5:6-8). Orang yang tidak percaya akan masuk ke Neraka, atau alam maut (Lukas 16:22-23). Ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, kita akan menerima tubuh baru (1 Korintus 15:50-54). Akan ada Langit Baru dan Bumi Baru untuk orang-orang percaya (Wahyu 21:1) dan orang-orang yang tidak percaya akan dilemparkan ke dalam lautan api yang kekal (Wahyu 20:11-15). Tidak ada kesempatan lain untuk penebusan setelah kematian (Ibrani 9:27).

Para pemimpin Mormon mengajarkan bahwa inkarnasi Yesus adalah hasil hubungan fisik antara Allah Bapa dan Maria. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Allah, namun setiap manusia juga dapat menjadi allah. Secara historis keKristenan mengajarkan Tritunggal/Trinitas dan bahwa Allah berada untuk selama-lamanya sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:190. Tidak seorangpun dapat menjadi Allah, hanya Allahlah yang kudus (1 Samuel 2:2). Kita hanya dapat menjadi suci dalam pandangan Allah melalui iman kepadaNya (1 Korintus 1:2) Yesus adalah satu-satuNya Anak Tunggal Allah (Yohanes 3:16) dan satu-satunya yang pernah hidup tanpa dosa, tanpa cacat cela, dan sekarang menduduki tempat yang paling terhormat di Surga (Ibrani 7:26). Yesus dan Allah secara esensi adalah satu, Yesus adalah Dia yang sudah ada sebelum dilahirkan secara fisik (Yohanes 1:1-8, 8:56). Yesus memberi diriNya kepada kita sebagai korban, dan Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan kelak setiap orang akan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan (Filipi 2:6-11). Yesus memberitahu bahwa tidak mungkin seseorang masuk ke Surga melalui perbuatan baiknya sendiri, hanya dengan iman di dalam Dia barulah hal itu dimungkinkan (Matius 19:26). Dan banyak orang tidak akan memilih dia. “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya” (Matius 7:13). Kita semua pantas menerima hukuman kekal untuk dosa-dosa kita,namun kasih dan anugrah Allah yang tidak terbatas telah memberi jalan keluar kepada kita. “ Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23).

Sudah jelas bahwa hanya ada satu cara untuk menerima keselamatan, yaitu mengenal Allah dan PutraNya, Yesus (Yohanes 17:3). Bukan melalui perbuatan, namun melalui iman (Roma 1:17; 3:28). Ketika kita beriman, kita akan menaati hukum-hukum Tuhan dan dibaptiskan karena mencintai Dia, bukan karena baptisan adalah syarat untuk mendapat keselamatan. Kita menerima karunia ini siapapun kita atau apapun yang sudah kita lakukan (Roma 3:22). “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12). Sekalipun penganut Mormon biasanya adalah orang-orang yang suka berkawan, pengasih dan baik, mereka ambil bagian dalam agama yang sesat yang mengubah natur Allah, Pribadi dari Yesus Kristus dan jalan keselamatan.

Bagaimana saya mengetahui bahwa dia adalah nabi/mesias palsu ?

JAWABAN : Yesus memperingatkan kita bahwa “Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu” akan datang dan akan berusaha menyesatkan orang-orang pilihan Tuhan (Matius 24:23-27; lihat juga 2 Petrus 3:3 dan Yudas 17-18). Cara terbaik melindungi diri dari ajaran sesat dan guru-guru palsu adalah kenali kebenaran. Untuk dapat menemukan kepalsuan, pelajari yang asli. Setiap orang percaya “yang berterus terang memberitakan (terjemahan Inggris: membedakan) perkataan kebenaran” (2 Timotius 2:15) dan yang mempelajari Alkitab dengan teliti akan dapat mengidentifikasikan doktrin yang salah. Contohnya, orang percaya yang telah membaca apa yang dilakukan Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam Matius 3:16-17 akan langsung mempertanyakan doktrin yang menyangkal Trinitas. Oleh karena itu, “langkah pertama” adalah mempelajari Alkitab dan menilai semua pengajaran berdasarkan apa yang dikatakan oleh Alkitab.

Yesus mengatakan “dari buahnya pohon itu dikenal” (Matius 12:33). Ketika mencari buah, berikut ini ada tiga ujian yang dapat diterapkan pada semua pengajar untuk menentukan apakah yang diajarkannya itu benar atau tidak.

1). Apa yang dikatakan guru ini tentang Yesus? Dalam Matius 16:15 Yesus bertanya, “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"” dan karena jawaban ini Petrus dikatakan “berbahagia.” Dalam 2 Yohanes 9 kita membaca, “ Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.” Dengan kata lain, Yesus dan karya penebusanNya sangatlah penting; waspadalah dengan orang yang menolak bahwa Yesus adalah Allah, yang merendahkan kematian Yesus yang menggantikan kita, atau yang menolak kemanusiaan Yesus. 1 Yohanes 2:22 mengatatakan, “Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.”

2). Apakah guru ini memberitakan Injil? Injil didefinisikan sebagai kabar baik mengenai kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab (1 Korintus 15:1-4). Sebaik apapun yang mereka katakan, kalimat-kalimat “Allah mengasihi engkau,” “Allah mau kita memberi makan mereka yang lapar”dan “Allah mau Anda menjadi kaya” BUKANLAH berita Injil yang lengkap. Sebagaimana diperingatkan oleh Paulus dalam Galatia 1:7, “Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.” Tidak ada seorangpun, termasuk pengkhotbah besar yang memiliki hak untuk mengubah berita yang Allah telah berikan kepada kita. “Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Galatia 1:9).

3) Apakah guru ini memperlihatkan sifat-sifat yang memuliakan Tuhan? Berbicara mengenai guru-guru palsu, Yudas 11 mengatakan, “Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.” Dengan kata lain, guru palsu dapat dikenal melalui kesombongan mereka (penolakan Kain terhadap rencana Allah), ketamakan (Bileam bernubuat demi uang) dan pemberontakan (Korah mempromosikan dirinya lebih tinggi dari Musa).

Untuk studi lebih lanjut, telaah kembali kitab-kitab Alkitab yang secara khusus ditulis untuk melawan ajaran palsu dalam gereja: Galatia, 2 Petrus, 2 Yohanes, dan Yudas. Sering kali sulit untuk mengenali guru/nabi palsu. Inilah yang disebut “serigala berbulu domba.” Iblis dan pengikut-pengikutnya menyamar sebagai “malaikat terang” (2 Korintus 11:14) dan hamba-hambanya menyamar sebagai hamba-hamba kebenaran (2 Korintus 11:15). Hanya dengan sangat mengenali kebenaran barulah kita dapat mengenali yang palsu.