Jumat, 21 Februari 2014

Apa itu kekejian yang membinasakan?

JAWABAN : Frasa “kekejian yang membinasakan” merujuk pada Matius 24:15: “"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel—para pembaca hendaklah memperhatikannya.” Ayat Alkitab ini merujuk pada Daniel 9:27, “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." Pada tahun 167 S.M. seorang penguasa Yunani bernama Antiokhus Epiphanes mendirikan mezbah Zeus di atas mezbah korban bakaran di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem. Dia juga mempersembahkan babi di mezbah Bait Allah di Yerusalem. Kejadian ini dikenal sebagai “kekejian yang membinasakan.”

Dalam Matius 24:15 Yesus berbicara kurang lebih 200 tahun setelah kekejian yang membinasakan yang dibicarakan di atas terjadi. Jadi pastilah Yesus sementara menubuatkan bahwa suatu ketika di masa yang akan datang kekejian yang membinasakan yang lain akan terjadi di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem. Kebanyakan penafsir Alkitab percaya bahwa Yesus merujuk pada Anti Kristus yang akan melakukan sesuatu yang sangat serupa dengan apa yang dilakukan oleh Antiokhus Epiphanes. Hal ini dikonfirmasikan dengan fakta bahwa beberapa dari apa yang dinubuatkan Daniel dalam Daniel 9:27 tidak terjadi pada tahun 167 S.M. pada zaman Antiokhus Epiphanes. Antiokhus tidak membuat perjanjian dengan Israel untuk tujuh tahun. Adalah Anti Kristus yang pada zaman akhir akan membuat perjanjian dengan Israel untuk tujuh tahun dan kemudian melanggarnya dengan melakukan sesuatu yang serupa dengan kekejian yang membinasakan di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem.

Apapun kekejian yang membinasakan di masa yang akan datang, tidak diragukan dalam benak siapapun bahwa orang yang melakukannya adalah orang yang dikenal sebagai Anti Kristus. Wahyu 13:14 menggambarkan orang itu membuat semacam patung yang kemudian semua orang dipaksa untuk tunduk dan menyembah. Mengubah Bait dari Allah yang hidup menjadi tempat penyembahan untuk diri sendiri adalah merupakan kekejian yang dahsyat di mata Allah. Mereka yang masih hidup dan tinggal pada masa Penganiayaan Besar harus berjaga-jaga dan mengenali bahwa kejadian ini adalah permulaan dari 3 ½ tahun masa Penganiayaan Besar yang paling mengerikan dan bahwa kembalinya Yesus Kristus sudah dekat. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."” (Lukas 21:36).

Di manakah Yesus dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya?

JAWABAN : 1 Petrus 3:18-19 memaparkan, “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”

Frasa “menurut Roh” dalam ayat 18 memiliki konstruksi yang persis sama dengan frasa “dalam keadaannya sebagai manusia.” Karena itu nampaknya paling tepat kalau menempatkan kata “roh” dalam lingkup yang sama dengan kata “manusia (daging).” Roh dan daging adalah tubuh dan Roh Kristus. Kata “dibangkitkan menurut Roh” menunjuk pada fakta bahwa karena Dia menanggung dosa kita dan mati maka rohnya sebagai manusia terpisah dari Bapa (Matius 27:46). Kontrasnya adalah antara daging dan roh, sebagaimana dalam Matius 27:41 dan Roma 1:3-4, dan bukan antara tubuh Kristus dan Roh Kudus. Ketika Kristus telah selesai menebus dosa, rohNya kembali kepada persekutuan yang tadinya terputus itu.

1 Petrus 3:18-22 menggambarkan pentingnya kaitan antara penderitaan Kristus (ayat 18) dan kemuliaanNya (ayat 22). Hanya Petrus yang memberi informasi yang spesifik mengenai apa yang terjadi di antara kedua peristiwa itu. Kata “memberitakan” dalam ayat 19 bukan kata yang biasa dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menjelaskan pemberitaan Injil. Secara harafiah kata tsb, berarti membawa berita. Yesus menderita dan mati di salib, tubuhNya menderita kematian, dan rohNya mati ketika Dia dibuat menjadi dosa. Namun rohNya dihidupkan kembali dan Dia serahkan itu kepada sang Bapa. Menurut Petrus, dalam saat-saat antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus melakukan pemberitaan khusus kepada “roh-roh yang di dalam penjara.”

Dalam merujuk pada orang, Petrus menggunakan istilah “jiwa” dan bukannya “roh” (3:200. Dalam Perjanjian Baru, kata “roh-roh” digunakan untuk menggambarkan para malaikat atau roh-roh jahat, bukan manusia; dan ayat 22 kelihatannya memiliki makna ini. Dalam Alkitab, Yesus tidak pernah dikatakan berkunjung ke neraka. Kata “Hades” menunjuk kepada alam maut, sebuah tempat sementara untuk menantikan kebangkitan. Wahyu 20:11-13, dalam versi Alkitab New American Standard Bible (NASB) dan New International Version (NIV), membedakan keduanya dengan jelas. Neraka adalah tempat yang permanen dan merupakan tempat di mana orang-orang yang tidak percaya dihakimi. Hades adalah tempat yang sementara.

Tuhan kita menyerahkan nyawanya kepada Bapa, mati, dan suatu ketika, di antara kematian dan kebangkitanNya, mengunjungi dunia orang mati di mana Dia membawa berita kepada roh-roh (kemungkinan para malaikat yang jatuh; lihat Yudas 6) yang entah bagaimana ada hubungannya dengan zaman sebelum banjir di zaman Nuh. Ayat 20 menyatakan hal ini dengan jelas. Petrus tidak mengatakan apa yang Yesus beritakan kepada roh-roh yang dipenjarakan ini, tapi jelas bukan berita penebusan karena malaikat tidak diselamatkan (Ibrani 2:16). Kemungkinan ini adalah pernyataan kemenangan atas Iblis dan pengikut-pengikutnya (1 Petrus 3:22; Kolose 2:15). Efesus 4:8-10 juga mengindikasikan bahwa Yesus pergi ke “Firdaus” (Lukas 16:20; 23:43) dan membawa ke surga mereka yang percaya kepadaNya sebelum Dia mati. Bagian Alkitab ini tidak memberi banyak detil mengenai apa yang terjadi, namun kebanyakan para sarjana Alkitab sepakat bahwa inilah artinya “Ia membawa tawanan-tawanan.”

Jadi, yang dapat dikatakan adalah bahwa Alkitab tidak memberitahukan dengan jelas apa yang Yesus lakukan dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya. KelihatanNya, Dia memberitakan berita kemenangan kepada para malaikat yang jatuh dan/atau mereka yang tidak percaya. Apa yang kita tahu dengan pasti adalah bahwa Yesus tidak memberi kesempatan kedua untuk diselamatkan. Alkitab memberitahukan kita bahwa setelah mati kita dihakimi (Ibrani 9:27) dan bukan mendapat kesempatan kedua. Tidak ada jawaban yang jelas apa yang Yesus lakukan di antara saat kematian dan kebangkitanNya. Barangkali ini adalah salah satu misteri yang kita baru dapat mengerti saat kita masuk ke dalam kemuliaan.

Jumat, 14 Februari 2014

Apa Itu Karunia Berbahasa Lidah

JAWABAN : Bahasa lidah pertama kali terjadi pada Hari Pentakosta dalam Kisah Rasul 2:1-4. Para rasul keluar dan membagikan Injil dengan orang banyak dan berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka masing-masing, “kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah!” (Kisah Rasul 2:11). Kata Bahasa Yunani yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “lidah” secara harafiah berarti “bahasa” sebagaimana diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Karena itu, karunia berbahasa lidah adalah karunia untuk berbicara dalam bahasa yang si pembicara tidak kuasai supaya orang yang mengerti bahasa tsb dapat dilayani. Dalam 1 Korinuts 12-14 di mana Paulus mendiskusikan karunia-karunia yang ajaib, dia berkomentar bahwa “Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?” Menurut Rasul Paulus, dan sesuai dengan bahasa lidah dalam kitab Kisah Rasul, bahasa lidah berguna bagi orang yang mendengar berita dari Tuhan dalam bahasa mereka sendiri, namun tidak ada artinya bagi orang lain, kecuali kalau dijelaskan/diterjemahkan.

Orang yang memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa lidah (1 Korintus 12:30) dapat mengerti apa yang dikatakan orang dalam bahasa lidah sekalipun dia tidak mengerti bahasa itu sendiri. Penafsir bahasa lidah kemudian akan menjelaskan berita yang disampaikan dalam bahasa lidah itu kepada orang-orang lain sehingga semua orang bisa mengerti. “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya” (1 Korintus 14:13). Konklusi Paulus mengenai bahasa lidah yang tidak ditafsirkan sangat kuat. “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (1 Korintus 14:19).

Apakah karunia berbahasa lidah berlaku untuk zaman sekarang? 1 Korintus 13:8 mengatakan bahwa karunia bahasa lidah sudah berakhir, walaupun berakhirnya itu dihubungkan dengan datangnya “yang sempurna” dalam 1 Korintus 13:10. Sebagian orang melihat berkurangnya nubuat dan berhentinya bahasa lidah sebagai bukti bahwa bahasa lidah akan berakhir sebelum “yang sempurna” itu datang. Walaupun ini mungkin, namun hal ini tidak jelas dalam ayat ini. Sebagian orang menunjuk pada ayat-ayat seperti Yesaya 28:11 dan Yoel 2:28-29 sebagai bukti bahwa bahasa lidah adalah tanda dari datangnya penghakiman Tuhan. 1 Korintus 14:22 menjelaskan bahwa bahasa lidah adalah “tanda bagi yang tidak percaya.” Menurut jalan pikiran ini, karunia bahasa lidah adalah peringatan bagi orang-orang Yahudi bahwa Allah akan menghakimi Israel karena penolakan mereka terhadap Mesias. Karena itu waktu Tuhan betul-betul menghakimi Israel (dengan hancurnya Yerusalem pada tahun 70 AD di tangan Roma), karunia bahasa lidah tidak lagi diperlukan. Walapun pandangan ini mungkin, terpenuhinya maksud utama dari bahasa lidah tidak berarti bahasa lidah harus berakhir. Alkitab tidak pernah secara konklusif menyatakan bahwa karunia berbahasa lidah telah berakhir.

Pada saat yang sama, kalau karunia bahasa lidah masih aktif dalam gereja zaman ini, karunia itu harus dilakukan sesuai dengan Kitab Suci. Bahasa lidah harusnya merupakan bahasa yang sebenarnya dan bisa dimengerti (1 Korintus 14:10). Bahasa lidah dimaksudkan untuk mengkomunikasikan Firman Tuhan dengan orang dari bahasa yang berbeda (Kisah Rasul 2:6-12). Bahasa lidah harus sesuai dengan perintah yang Tuhan berikan melalui Rasul Paulus, “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah” (1 Korintus 14:27-28). Bahasa lidah juga harus tunduk kepada 1 Korintus 14:33, “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Korintus 14:33).

Sudah tentu Allah dapat memberi orang karunia berbahasa lidah untuk memampukan orang tsb berkomunikasi dengan orang yang berbahasa lain. Roh Kudus memiliki kedaulatan dalam membagikan karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:11). Bayangkan saja bagaimana produktifnya para missionari kalau mereka tidak perlu ke sekolah bahasa dan dapat secara langsung berbicara kepada orang-orang dalam bahasa-bahasa mereka sendiri. Namun nampaknya Tuhan tidak bekerja seperti ini. Bahasa lidah tidak terjadi pada hari ini dengan cara yang sama dalam Perjanjian Baru sekalipun kalau terjadi itu akan sangat berguna. Kebanyakan orang-orang percaya yang mengaku berbahasa lidah tidak melakukannya sesuai dengan pengajaran Kitab Suci sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini menghasilkan kesimpulan bahwa bahasa lidah sudah berakhir atau paling tidak jarang terjadi dalam gereja zaman sekarang.

Mereka yang percaya pada bahasa lidah sebagai “bahasa doa” untuk membangun diri sendiri mendapatkan pandangan itu dari 1 Korintus 14:4 dan/atau 14:28, “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat” (1 Korintus 14:4). Dalam pasal 14, Paulus menekankan pentingnya bahasa lidah ditafsirkan (diterjemahkan), lihat 14:5-12. Apa yang Paulus katakan dalam ayat 4 adalah “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat” (1 Korintus 14:4). Dalam Perjanjian Baru tidak diberikan instruksi untuk “berdoa dalam bahasa lidah.” Perjanjian Baru sama sekali tidak memberikan instruksi yang spesifik mengenai “berdoa dalam bahasa lidah,” atau secara khusus menggambarkan seseorang “berdoa dengan bahasa lidah.” Selanjutnya jika “berdoa dalam bahasa lidah” adalah untuk membangun diri sendiri, bukankah itu tidak adil untuk mereka yang tidak punya karunia itu dan karenanya tidak dapat membangun diri mereka? 1 Korintus 12:29-30 jelas mengindikasikan bahwa tidak semua orang memiliki karunia berbahasa lidah.

Siapa Itu Roh Kudus ?

JAWABAN : Ada banyak pengertian yang salah mengenai identitas Roh Kudus. Ada beberapa yang menganggap Roh Kudus sebagai suatu kuasa mistis. Yang lainnya memandang Roh Kudus sebagai semacam kuasa yang Allah berikan kepada para pengikut Kristus. Apa yang Alkitab katakan mengenai identitas Roh Kudus? Secara sederhana – Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengatakan bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi yang memiliki akal budi, perasaan dan kehendak.

Fakta bahwa Roh Kudus adalah Allah dapat dilihat dengan jelas dalam banyak ayat-ayat Alkitab, termasuk Kisah Rasul 5:3-4. Dalam ayat ini Petrus mengkonfrontir Ananias yang berbohong kepada Roh Kudus dan memberitahu dia bahwa Ananias bukan “mendustai manusia tetapi mendustai Allah.” Ini adalah merupakan sebuah pernyataan yang jelas bahwa berbohong kepada Roh Kudus adalah berbohong kepada Allah. Kita juga mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Allah karena Dia memiliki atribut-atribut atau karakteristik-karakteristik Allah. Contoh bahwa Roh Kudus mahahadir dapat dilihat dalam Mazmur 139:7-8: “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.” Kemudian di dalam 1 Korintus 2:10 kita menemukan kemahatahuan dari Roh Kudus. “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”

Kita mengetahui bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi karena Dia memiliki akal budi, perasaan dan kehendak. Roh Kudus berpikir dan mengetahui (1 Korintus 2:10). Roh Kudus dapat berduka (Efesus 4:30). Roh Kudus berdoa syafaat bagi kita (Roma 8:26-27). Roh Kudus membuat keputusan sesuai dengan kehendakNya (1 Korintus 12:7-11). Roh Kudus adalah Allah, “Pribadi” ketiga dari Trinitas. Sebagai Allah, Roh Kudus dapat betul-betul berfungsi sebagai Penghibur dan Penasehat yang Yesus janjikan (Yohanes 14:16, 26; 15:26).

Senin, 03 Februari 2014

Apakah Alkitab sudah diganti, diubah, dan dirusak ?

JAWABAN : Kitab-kitab Perjanjian Lama ditulis pada periode tahun 1400 S.M.- 400 S.M. Kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis pada kurang lebih tahun 40 A.D. – 90 A.D. Jadi kurang lebih 3400-1900 tahun sudah berlalu sejak kitab dalam Alkitab ditulis. Pada saat ini, naskah asli sudah lenyap. Naskah tsb. tidak lagi ada. Juga pada masa ini kitab-kitab Alkitab telah disalin berulang-ulang. Salinan dari salinan dari salinan dihasilkan. Dengan mengingat ini masih dapatkah kita mempercayai Alkitab?

Ketika Allah pertama kalinya mengilhami manusia untuk menuliskan FirmanNya, itu adalah nafas Allah dan tanpa salah (2 Timotius 3:16-17; Yohanes 17:17). Alkitab tidak menerapkan hal ini kepada salinan-salinan dari naskah asli. Seteliti apapun para ahli Taurat menyalin Kitab Suci, tidak seorangpun yang sempurna. Sebagai akibatnya perbedaan-perbedaan kecil muncul dalam berbagai salinan Kitab Suci. Dari ribuan naskah dalam Bahasa Yunani dan Ibrani yang masih ada, tidak ada satupun yang persis sama sampai pada masa ketika mesin cetak ditemukan pada tahun 1500an A. D.

Namun demikian, sarjana yang bersikap netral akan setuju bahwa Alkitab secara luar biasa terpelihara selama berabad-abad. Salinan-salinan Alkitab yang berasal dari abad 14 A.D. hampir sama isinya dengan salinan-salinan dari abad ketiga A.D. Ketika Naskah-Naskah Laut Mati ditemukan, para sarjana kaget mendapatkan betapa serupanya naskah-naskah tsb. dengan naskah-naskah kuno PL lainnya sekalipun Naskah-Naskah Laut Mati ratusan tahun lamanya lebih tua dari yang pernah ditemukan. Bahkan banyak skeptik dan para pengeritik Alkitab yang mengakui bahwa Alkitab telah diteruskan selama berabad-abad dengan cara yang jauh lebih akurat dibanding dengan naskah kuno apapun.

Sama sekali tidak ada bukti bahwa Alkitab sudah direvisi, diedit, atau dirusak dengan cara yang sistimatis. Jumlah yang besar dari naskah-naskah Alkitab memudahkan untuk mengenali usaha untuk mengaburkan Firman Tuhan. Tidak ada doktrin utama Alkitab yang diragukan sebagai akibat dari perbedaan kecil yang terdapat di antara naskah-naskah tsb.

Sekali lagi pertanyaan, dapatkah kita mempercayai Alkitab? Sudah pasti! Allah telah memelihara FirmanNya sekalipun ada kelemahan manusia yang tidak disengaja maupun serangan-serangan yang disengaja. Kita dapat memiliki keyakinan yang tinggi bahwa Alkitab yang kita miliki hari ini adalah Alkitab yang sama yang ditulis pertama kalinya. Alkitab adalah Firman Allah, dan kita dapat mempercayainya (2 Timotius 3:16; Matius 5:18).

Apakah Alkitab mengandung kesalahan, kontradiksi dan ketidakcocokan?

JAWABAN : Jikalau Anda membaca Alkitab, terima apa adanya, tanpa prasangka miring untuk mencari-cari kesalahan, Anda akan mendapatkan bahwa Alkitab masuk akal, konsisten dan bisa dikata tidak sulit untuk dimengerti. Benar, ada bagian-bagian yang sulit. Betul, ada ayat-ayat yang kelihatannya bertentangan satu dengan yang lainnya. Kita perlu mengingat bahwa Alkitab ditulis oleh hampir 40 penulis yang berbeda dalam periode sekitar 1,500 tahun. Setiap penulis menulis dengan gaya yang berbeda, dari sudut pandang yang berbeda, kepada hadirin yang berbeda, untuk maksud yang berbeda. Tentulah akan ada perbedaan-perbedaan! Namun demikian, perbedaan bukanlah kontradiksi. Sesuatu baru dapat disebut sebagai salah kalau sama sekali tidak ada cara di mana ayat-ayat atau bagian-bagian Alkitab dapat dicocokkan. Bahkan jikalau saat ini tidak ada jawaban, tidak berarti sama sekali tidak ada jawaban. Banyak orang yang menemukan apa yang dikira sebagai kesalahan dalam Alkitab dalam hal sejarah atau geografi hanya untuk kemudian mendapatkan bahwa Alkitab ternyata benar setelah adanya penemuan-penemuan baru dalam arkeologi.

Di bagian Bahasa Inggris dari situs kami, kami seringkali mendapatkan pertanyaan seperti ini: ”Jelaskan bagaimana ayat-ayat ini tidak bertentangan!” atau ”Lihat, ada kesalahan dalam Alkitab!” Diakui bahwa beberapa hal yang ditanyakan tidaklah mudah untuk dijawab. Namun demikian, kami percaya bahwa ada penjelasan dan jawaban yang masuk akal dari setiap bagian Alkitab yang dianggap bertentangan dan salah. Ada buku-buku atau situs-situs yang secara khusus mencantumkan ”semua kesalahan dalam Alkitab.” Kebanyakan orang hanya mengutip dari tempat-tempat ini dan bukan menemukan sendiri apa yang dianggap sebagai kesalahan-kesalahan itu. Juga tersedia berbagai buku dan situs yang menjawab dan menyanggah segala yang dianggap sebagai kesalahan itu. Yang paling menyedihkan adalah bahwa kebanyakan orang yang menyerang Alkitab tidak betul-betul tertarik dengan jawaban, mereka hanya ingin menyerang. Banyak ”penyerang-penyerang Alkitab” bahkan tahu tentang adanya jawaban-jawaban tsb, namun mereka tetap menggunakan serangan-serangan kosong yang sama secara berulang-ulang.

Jadi apa yang dapat Anda lakukan saat seseorang mendekati Anda dengan apa yang kelihatannya merupakan kesalahan Alkitab? (1) Dengan berdoa pelajari Alkitab untuk melihat kalau-kalau ada solusi yang sederhana. (2) Lakukan riset dengan menggunakan buku-buku tafsiran Alkitab yang bagus, buku-buku ”mempertahankan Alkitab”, dan situs-situs riset Alkitab yang tersedia. (3) Tanyakan pada Pendeta atau pemimpin gereja Anda kalau mereka dapat menemukan solusinya. (4) Kalau setelah langkah-langkah (1), (2), dan (3) diikuti tetap tidak ada jawaban yang jelas, - percaya kepada Tuhan bahwa FirmanNya adalah kebenaran dan bahwa jawaban terhadap pertanyaan tsb hanya masih belum ditemukan (2 Timotius 2:15; 3:16-17).

Minggu, 02 Februari 2014

Apa itu Okultisme ?

JAWABAN : Okultisme adalah kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir. Kata "okultisme" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, occultism. Kata dasarnya, occult, berasal dari bahasa Latin occultus ('rahasia') dan occulere ('tersembunyi'), yang merujuk kepada 'pengetahuan yang rahasia dan tersembunyi' atau sering disalah-artikan oleh masyarakat umum sebagai 'pengetahuan supranatural'.

Jenis-Jenis Okultisme

Okultisme sangatlah banyak dibumi ini. mereka muncul tanpa kita sadari, seperti di tv, media, maupun pergaulan-pergaulan. Jenis tersebut adalah

  1. Takhayul,
  2. Nasib,
  3. Peruntungan,
  4. Sihir/magis,
  5. Mistik,
  6. Spiritisme,
  7. satanisme atau penyembahan kepada setan,
  8. Perkataan hujat, dan sangkalan.  
  9. Jimat
Rock Metal adalah Okultisme

Pada zaman 2014 ini, banyak anak-anak muda yang menyukai Rock Metal tapi tidak mengetahui apa maksud dari lirik dan nama band tersebut. Misal, ada sebuah band tahun '90-an yang bernama K.I.S.S. Orang-orang pasti tidak mengetahui bahwa band tersebut sudah memiliki perjanjian kepada setan. Hal itu terlihat dari kepanjangan nama band-nya yaitu:
K = Knight
I   = In
S = Satan
S = Service

Hal ini adalah peristiwa okultisme, karna seperti yang saya bahas diatas, penggunaan kata-kata kutukan, hinaan, hujatan, sangkalan dst, merupakan okultisme. Jadi, ada 2 kemungkinan yang ada. yang pertama band tersebut berkerja sama dengan setan, dan kedua band ini hanya menuliskan kata okultisme saja tanpa memperhatikan makna dari perkataan tersebut. Meskipun begitu, masih banyak band rock metal lagi yang membuat perjanjian kepada setan.

Benda-Benda Sebagai Jimat

Seperti orang-orang pada umumnya, mereka setia kepada agamanya. Tapi, karna kesetiaan agama mereka , mereka melupakan Tuhan mereka, mereka buta akan kesetiaan. Hal ini adalah salah satu cara setan untuk membuat orang lupa kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang-orang Kristen berpedoman pada kesetiiaan mereka melayani Tuhannya, mereka tak peduli apapun selama mereka melayani Yesus. Tapi, karna ada seorang yang membuat film tentang "Vampire", orang-orang Kristen langsung berpedoman kepada Salib dan Alkitab. Mereka percaya selama mereka memegang salib maupun Alkitab, mereka takaan di serang roh jahat. Hal ini merupakan kesalahan yang besar, karna kita harus percaya dengan Tuhan, bukan dengan benda.



 Sihir Adalah Okultisme

Banyak orang mengetahui bahwa sihir tidak nyata, apakah kalian tahu bahwa sihir adalah kenyataan yang dibuat oleh setan. Seperti yang kalian tahu, sihir adalah okultisme. Tapi, seperti yang kalian ketahui, Lucifer dan para malaikat-nya tidak akan tinggal diam saja. Mereka akan memakai segala cara untuk mempengaruhi manusia manusia ini. Pada contohnya, kita akan melihat pada film yang berjudul "Hansel and Gretel the Witch Hunters". Pada film itu, terdapat penyihir yang ingin mencari anak-anak untuk dijadikan tumbal kepada tuhan mereka, dan ingin mencapai kekuatan yang lebih besar serta terdapat penyihir putih yang baik, dan penyihir hitam yang jahat. Ada beberapa fakta yang bisa kita dapat disini, seperti yang kalian ketahui, penyihir adalah manusia yang mengabdikan diri-nya kepada setan, untuk mendapat kekuatan yang dasyat. Jadi, tidak ada yang namanya penyihir baik, karna dia adalah pengikut setan dan setiap pengikut-nya adalah jahat, lalu yang kedua. Penyihir tidak pernah memiliki muka yang menyeramkan, karna penyihir memakai muka yang sangat cantik untuk menipu laki-laki agar menjadi pengikut setan. Meskipun begitu, masih banyak film yang lain yang mengandung unsur okultisme di bumi ini.

 

Saudara-saudara!!! Marilah kita berdoa, "Allah Bapa, Putra, dan Roh kudus, inilah kami anakmu yang berdosa, kami memohon kepadamu agar hilangkanlah nafsu duniawi kami. Karna, kami tak peduli dan tak mau mendapatkan hal itu. kami takkan goyah karna kau disebelah kanan kami, melainkan kami anak-anakmu akan bersorak sorak kepadamu, karna atas namamu kami selamat dalam jurang neraka. Didalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, kami berdoa, AMIN".